Sabtu, 05 April 2014, Hari dimana aku merasakan atmosfir yang
berbeda dari sebelumnya. Karena hari itu, ada acara studi banding musahhil
asrama ke Universitas Islam Negeri Malik Ibrahim atau yang biasa dikenal UIN
Maliki, Malang. Malam sebelum berangkat, aku tak dapat tidur higga pukul
setengah satu lebih. Benar-benar kebiasaan, kalau besoknya ada agenda/event
entah itu pergi diklat, camping, lomba, ujian, pasti malamnya nggak bisa tidur.
Acara studi banding tersebut diikuti oleh seluruh civitas asrama, yaitu
pengelola, musahhil putra-putri, tak ketinggalan satpam, juga CS. Kami
berangkat pukul 06.30 setelah sebelumnya berkumpul di halaman asrama untuk
berdo’a bersama yang dipimpin Ustadz Agus selaku Kepala asrama. Dengan dua bis,
yang satu bis pengelola dan satunya bis musahhil, kami benar-benar menikmati
perjalanan yang menyenangkan. Fasilitas karaoke yang disediakan di bus membuat
kami tidak jenuh selama di perjalanan. Namun sesampainya di Malang, kami
terkena macet. Saat itu aku benar-benar tidak sabar untuk bisa segera sampai di
UIN Maliki. Aku penasaran, seperti apa kampus Islam Negeri yang terkenal elite
itu. Atmosfir udara di Malang sungguh jauh berbeda dengan di Madura. Suhu
disana sangat dingin. Itu membuatku bersyukur karena aku kuliah di Madura
karena jika seandainya aku kuliah di kota apel itu, maka aku tidak yakin apakah
aku bisa kuat menghadapi suhu yang dinginnya seperti itu. Karena memang sejak
kecil, badanku tidak bisa beradaptasi dengan suhu dingin. Sebelum sampai di UIN
Maliki, aku melewati beberapa pusat pendidikan di kota Malang. Diantaranya
Universitas Negeri Malang. Aku juga sempat mengabadikan gerbang pintu masuknya.
hehehe... yah, kan jarang-jarang bisa ke Malang ,,, :D karena terakhir kali aku
ke Malang itu waktu acara studi tour MI kelas 5... hehe
Sekitar pukul setengah satu siang aku tiba di UIN Maliki. Ternyata kampusnya
benar-benar indah. Warna gedungnya dominan putih. Megah,sejuk. Itulah kesan
pertama setelah memasuki kampus UIN. Setelah itu, kami segera menuju ke aula
untuk acara studi banding.. Dalam kesempatan tersebut beberapa dari kami
bertanya mengenai sistem asrama yang diterapkan di UIN Maliki dan hukuman bagi
penghuni asrama yang melanggar. Akhirnya setelah Kurang lebih satu jam acara
tersebut berlangsung, kami bergegas memasuki bis. Aku berusaha memanfaatkan
waktu sebaik mungkin untuk bisa mendokumentasikan momentum di UIN. Setelah itu kami
meninggalkan UIN dan meneruskan perjalanan ke Selecta. Hmmm.. denger-denger,
pemandangannya bagus banget disana, kira-kira sebagus apa sih ?
Sebelum kami menuju selecta, kami berhenti di salah satu warung makan di Batu
untuk mengisi perut kami yang memang dari tadi pagi keroncongan bahkan
sampai-sampai nge”rock”. Setelah makan dan sholat, kami kemudian meluncur
menuju selecta. Perjalanan menuju selecta sungguh wonderful scenery dah
pokoknya. Pegunungan berbaris rapi dan gerimis menemani perjalanan kami.
kira-kira pukul empat sore kami baru tiba di selecta. Subhanallah, Maha suci
Allah yang menciptakan indahnya alam ini, ternyata benar-benar indah, sungguh
pemandangan alam yang menakjubkan yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Taman
bunga yang tersusun rapi sesuai warna, patung-patung Dinosaurus, kolam renang
yang jernih airnya, pepohonan yang rindang dan pegunungan yang gagah dapat aku
lihat disana. Namun sayangnya, kami hanya punya waktu satu jam setengah untuk
menikmati indahnya alam di selecta, karena selecta harus ditutup pukul setengah
enam sore. Dalam waktu yang cukup singkat itu aku berusaha untuk mengabadikan
pemandangan yang indah di tempat itu. Namun sungguh sayang seribu sayang,
kameraku tidak bersahabat saat itu. Kenapa di saat yang seharusnya digunakan
untuk foto-foto malah baterainya habis... hmmmm, kurang beruntung L
Setelah puas menikmati pemandangan selecta, akhirnya kami melanjutkan
perjalanan ke BNS ( Batu Nigt Spectacular ). Tidak membutuhkan waktu lama untuk
sampai ke BNS. Hanya kurang lebih setengah sampai satu jam perjalanan dari
selecta ke BNS. Sesampai di BNS, masing-masing dari kami diberi tiket masuk.
Setelah itu, aku langsung memanfaatkan waktu buat hunting foto. Tapi lagi-lagi,
kameraku tidak bersahabat. Hanya mengambil foto beberapa, Baterainya sudah
habis lagi. Namun tidak masalah, teman-teman banyak yang membawa kamera jadi
bisa ikutan nimbrung foto bareng. Yeeei.. Malam itu aku sungguh senang. Karena
untuk pertama kalinya, aku naik beberapa wahana permainan. Yaitu yang pertama,
rumah hantu. Hmmmm, awalnya sih, aku nggak takut, toh Cuma rekayasa lampu dan
patung yang digerakin. Ternyata setelah masuk ke dalam, astaghfirullah, sampai
suaraku serak gara-gara teriak. Cukup mengerikan ternyata. hmmm, tapi serrrru
banget soalnya barengbareng sama temen. Wahana yang kedua, mega mix. Ini nih
yang katanya wahana paling “ditakuti” di BNS. Aku penasaran , seberapa
menantangnya wahana ini. Jadi, aku and temen-temen sepakat buat naklukkin
megamix. Setelah memakai properti pengaman, mega mix mulai naik keatas, lalu
pelan-pelan berputar, dan kemudian,, siyauuuuuu... aku merasakan adrenalin ku
naik secara signifikan. Sungguh menegangkan, dan pastinya “menakutkan”. Gimana
nggak menakutkan? “wong” kepalaku berbalik kebawah sekitar 180 derajat. Ya
Allah, aku nggak bisa teriak seperti yang temen-temen lakuin. Aku lebih memilih
diam dan menutup mata. Bukan karena kepalaku pusing, atau perutku mual, tapi
saat itu yang aku pikirin adalah, aku takut mati. Itu saja. Segala sesuatu bisa
terjadi kan? Karena aku pernah menonton film final destination dan di salah
satu episodenya ada kejadian rolecoaster yang rusak gara-gara kamera jatuh dan
merusak sistem.
hmmmm,,, alhamdulillah ternyata Allah masih memberiku
kehidupan,, aku mendengar temen-temen teriak keras banget. Sungguh waktu itu
aku pengen ketawa, campur aduk pokoknya. Nahan sepatu biar nggak jatuh, nahan
takut, nahan ketawa denger teriakan temen-temen, hmmm,, sekali-kali aku membuka
mata karena penasaran, saat membuka mata, ternyata posisiku masih normal,
dengan kepala diatas, dan kaki dibawah, yaa posisi seperti berdiri,namun yang
membuatku tercengang, aku ada di puncak, sungguh tinggi sekali hingga bisa
melihat pemandangan di bawah. Kemudian ketika aku merasa aku mulai berputar
kebawah, saat itu aku segera menutup mata, dan kembali istighfar,, menyebut
nama Allah, hmmm, ternyata nyaliku tidak terlalu kuat untuk menikmati megamix.
Lanjut ke wahana yang ketiga,aku lihat cinema 4D. Dari dulu aku pengen banget
lihat film 3D, tapi ternyata, Allah memberi yang lebih, aku diizinkan melihat
cinema 4D, Setelah beberapa lama menunggu keloter sebelumnya yang masih belum
keluar, akhirnya kami pun memasuki ruang cinema dengan membawa kacamata 4D yang
telah diberi petugas. Gelap banget ruangan didalamnya. Ternyata seru bangeet,
di dalam, aku merasa seperti seorang pembalap liar yang hebat. Yang bisa
menerobos hutan, air terjun, dan gua lalu mengalahkan lawan. Aku nggak begitu
takut di wahana itu karena aku bisa memindset diriku bahwa aku hanya duduk diam
di kursi dan hanya direkayasa oleh sebuah kacamata 4D. Aku malah lebih banyak
ketawanya waktu di cinema 4D. Entah kenapa aku tertawa, mungkin karena seru
bisa melayang layang di udara dan bisa terjun dari jurang yang begitu tinggi
namun tetap selamat. hehehe
Setelah puas menikmati wahana, kami makan di foodcourt. kakiku
mulai terasa capai. Seakan tidak kuat berdiri. Setelah selesai makan, aku
kembali ke bis. Untuk souvenir ? entahlah, aku tidak terlalu pusing memikirkan
itu. Toh, kakiku sudah tidak bisa diajak kompromi. Benar-benar lelah. Setelah
beberapa saat menunggu teman-teman yang masih belanja, akhirnya bis mulai
meluncur utuk pulang ke Madura Island. Saking lelahnya, aku sampai tertidur dan
hanya sebentar menikmati pemandangan malam kota Malang. Aku baru terbangun
setelah bis mulai memasuki jembatan SuraMadu. Aku bisa melihat pemandangan
lampu kerlap-kerlip kota Surabaya. Sungguh indah. Tiba-tiba aku teringat rumah,
teringat orang tua, mbak,adik, dan keluargaku. Aku berharap semoga suatu saat
aku bisa kembali ke selecta dan BNS bersama keluargaku dengan naik mobilku
sendiri, atas kerja kerasku, atas usahaku. Aku ingiiin sekali membahagiakan
mereka. Tak terasa air mataku menetes saat itu. Dan akhirnya, sampailah aku di
Bangkalan, Madura. Dan tak berapa lama kembali menginjakkan kaki di depan
asrama Universitas Trunojoyo,
Alhamdulillah, sungguh pengalaman yang tak terlupakan......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar