Ku tulis ini hampir tengah malam, Senin, 23 September pukul 23.50. Sudah jelas selesai nulisnya bakal di hari esok, hari selasa. 24 September. 😁
Sudah lama sekali rasanya aku tidak menulis, rasanya kok canggung semua ternyata. Seperti berpisah dengan teman lama yang dulunya dekat sekali, tiba-tiba bertahun kemudian kembali bertemu. Ada banyak perasaan dan cerita-cerita yang ingin disampaikan, tapi bingung juga memulainya dari mana. Begitu banyak lika-liku perjalanan yang telah dilewati, hingga tidak tahu mana dulu yang akan diceritakan. 🌹
Kuputuskan untuk memulai kembali menulis, tentu dengan tekad yang akhirnya berhasil kukumpulkan, dengan waktu yang kusisihkan, dengan kata demi kata yang tertatih kurangkai. Alasan tidak ada waktu, sibuk, lelah dengan aktifitas, itu hanya alibi saja. Sebenarnya apapun itu kalau sudah jadi prioritas, tentu akan terlaksana kok.
Bismillah, semoga istiqomah kembali menulis. Tujuanku menulis masih sama. Ingin meninggalkan jejak kehidupan yang semoga ada sedikit kebaikan di sana, dan diambil kebaikan tersebut oleh yang membacanya, entah siapapun itu. Meskipun aku juga tidak tahu, apakah ada yang membaca tulisanku ini. 😄
Dulu ketika masih kuliah, aku punya beberapa teman yang mereka pernah bilang kalau mereka suka baca tulisan-tulisanku di blog ini. Tapi sekarang? Entahlah. Bahkan salah satu dari mereka, tak kutahui lagi kabarnya bagaimana, di mana dia sekarang. Baik-baik yaaa kalian semua di manapun berada. Melalui tulisanku ini, ingin aku mengabarkan kalau aku baik-baik saja. Aku masih berdiri tegak, aku masih seseorang yang kalian kenal, yang menjalani hari-hari dengan selalu semangat, tapi ya tetep nangisan sih sesekali. Hehe
Bagi siapapun kamu, orang baru, yang entah siapa, yang menemukan blogku ini, dan membaca yang kutulis di sini, salam kenal yaa... semoga ada hal baik yang bisa didapat di sini. :)
Oh iya, satu lagi. Tulisanku ini, juga kutujukan untuk anak-anak didikku yang sudah lulus MI dan sekarang melanjutkan pendidikan di Ponpes. Ponpes manapun. Mereka tidak bisa pegang hape di pondok, tapi ada kalanya pasti mereka terhubung ke internet. Mereka tahu aku punya blog, dan dulu sebelum mereka lulus, pernah kubilang ke mereka, "Baca blognya Ustadzah saja kalau kalian ingin tahu kabar Ustadzah". Maaf yaa Nak, Ustadzah baru sempat menulis hari ini. Semoga kalian semua sehat, dan selalu semangat mencari ilmu.🤲
Nak, beberapa waktu lalu, ada seorang ibu dari kalian yang mengabari Ustadzah, bahwa salah satu dari kalian ada yang ingin pindah pondok, karena ada yang membully dan merasa tidak cocok dengan kalian. Ustadzah sedih ketika tahu kabar itu.
Tapi Nak, kalau kalian baca tulisan ini, Ustadzah ingin menyampaikan, bahwa selama kita hidup di dunia ini, pasti di sekitar kita, ada orang-orang yang mampu memahami kita, ada juga yang belum bisa memahami kita. Dan itu tidak apa-apa. Sudah lumrahnya. Tetapi, apakah karena orang-orang yang tidak memahami kita itu, lantas kita menyerah dan berhenti? Apakah kita harus bersikap lemah? Tidak, Nak.🌹
Kita harus terus maju menatap ke depan, selama yang kita lakukan berada dalam kebenaran, tidak menyimpang dan menyalahi aturan, maka kita tidak perlu khawatir. Misalkan kalian merasa tidak aman, kalian ceritakan dan konsultasikan ke pengurus pondok yaaa... jangan dipendam sendiri. Ceritakan juga pada orangtua. Setelah itu, kita doakan orang-orang yang sekiranya membuat sedih hati kita tadi, kita doakan semoga dia atau mereka berubah dan dilembutkan hatinya, agar tidak menyakiti dan melukai kita lagi. Semoga mereka sadar bahwa yang mereka lakukan itu tidak baik.
Ustadzah yakin, kalian bisa melewati masa-masa sulit yang sedang atau akan kalian hadapi. Kalian punya Allah, Nak. Yang Maha Menolong, Yang Maha Menguatkan. Minta tolong sama Allah yaa...
Intinya, kalian tidak boleh menyerah. Kalian harus tetap menjadi muridnya Ustadzah yang tangguh dan pemberani. Berani memberantas kedzoliman, berani menegakkan kebenaran. Semangat selalu dalam mencari ilmu, Nak. Kelak kalianlah generasi penerus kami di masa yang akan datang. Jadilah anak yang baik, yang hatinya welas seperti Kanjeng Nabi, seperti Romo Yai, R.A. Jadilah anak yang hatinya dipenuhi cinta. Meskipun kita dibenci, tetapi tidak perlu balik membenci. Kita belajar menjadi pribadi yang memaafkan Nak yaa... Tentu kalian masih ingat maqolahNya beliau dalam malhudzot. Bahwa kita diajari beliau untuk melatih hati agar senantiasa laksana bumi, menjadi pijakan dan tempat orang-orang yang baik dan jahat, laksana hujan, memberi minuman dan menghidupkan semua yang mencintai dan yang membenci. MasyaAllah nak ya, begitu welasnya beliau... kita diajari beliau untuk senantiasa memaafkan, dan tidak boleh membenci, bahkan kepada yang membenci kita. Yaa Robb...
Ustadzah juga pernah membaca maqolah dari Gus Dur begini: "kalau kita masih peduli dengan ucapan atau penilaian orang lain, maka kita masih menjadi hambaNya yang amatir".
Maksudnya, kita hidup tujuan dan muaranya bukan pada manusia, tapi pada Allah. Jadi penilaian manusia itu tidak penting. Yang terpenting adalah, bagaimana kita di mata Allah. Dan ingatlah Nak, yang paling mulia di antara kita di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.
Sudah larut malam, sudah jam satu lebih. Ustadzah harus mengakhiri tulisan ini.😊
Yang di atas itu, foto langit siang tadi. Ustadzah foto karena ternyata mendung dan suasananya sejuk sekali. Kalian tahu? Ustadzah rindu sekali dengan hujan... rindu sekali suasana hujan... semoga musim penghujan segera tiba, dan melalui tetesan-tetesan hujannya yang jatuh ke bumi, mampu memberikan kesejukan di hati kita, menghibur kesedihan di hati kita. Aaamiin
Kota Pahlawan, 24 September 2024
Salam semangat semuanya 😇
Tidak ada komentar:
Posting Komentar