" Pada setiap perjalanan, terdapat pelajaran "
Pict: Perjalanan sepulang kuliah |
Ketika di perjalanan, coba sesekali jangan kita fokuskan perhatian pada gawai, akan tetapi, lihatlah sekitar, amati ke luar jendela.
Di sana, kita akan disuguhkan halaman-halaman pelajaran hidup untuk kita baca dan renungi, untuk kita jadikan refleksi dan akhirnya menginstropeksi diri, sejauh apa kita memaknai hidup? {Ah, bahasaku kayak iyo'iyo.o -_- }
Dari yang deretan kendaraan memadati jalanan, mulai dari motor jadul hingga mobil keluaran terbaru. Mulai dari pejalan kaki hingga pengayuh sepeda. Mulai dari yang duduk di dalam mobil merasakan sejuknya AC, sampai Bapak-bapak yang tertidur di atas becak tuanya, sebab terlalu lama menunggu penumpang yang tak kunjung datang. Ada pula mereka yang beradu kecepatan menerobos padatnya jalanan, sebab khawatir tak sampai pada tujuan tepat waktunya. Sementara kita temui juga ada beberapa yang duduk menopang dagu di bangku pinggir jalan, meratapi nasib sebab tak ada pekerjaan yang bisa dilakukan.
Kita juga bisa melihat para petugas kebersihan jalan dengan tabahnya mengayunkan sapu panjangnya, berusaha membersihkan dedaunan kering yang berserakan. Sementara ada pula yang tak perlu merasakan panasnya terik atau dinginnya hujan, di balik gedung bertingkat sambil duduk menghadap ke layar komputernya.
Tak luput pula, tempat perbelanjaan yang tinggi menjulang, sementara ada yang berjalan kaki mengusung dagangannya yang terkadang dalam waktu sehari, hanya mendapat beberapa pembeli. Juga akan kita temui mereka yang dengan langkah perlahan, menarik gerobak usang, mencari botol-botol bekas sebagai penyambung hidup.
Kita juga akan menemui tempat jualan yang laris manis, hingga pelanggan sampai rela mengantre panjang. Sementara ada yang jualan gorengan di pinggiran jalan, yang sampai peluhnya menetes karena beratapkan langit saja. Oh iya satu lagi, yang paling sering kutemui. Ibu-ibu yang menjajakan koran di perempatan, di bawah tiang lampu lalu merah. Yang sampai lampu hijau menyala, tak ada satupun yang berminat membeli. Lalu Sang Ibu tergopoh kembali ke tempat semula, menunggu lampu merah kembali menyala.
Begitulah. Mungkin sebagian tadi adalah hanya beberapa halaman dari sebuah buku perjalanan yang mampu kita baca dan temui, yang tertangkap mata. Tapi di sudut bumi sana, di seluruh belahan bumi, tentunya pasti banyak hal yang membuat kita harus selalu bersyukur bagaimanapun keadaannya.
Karena setiap insan punya peran masing-masing, kita hanya harus berusaha mengoptimalkan apa yang diberikan oleh Allah pada kita. Entah berupa kehidupan, kesehatan, kemampuan atau segala potensi yang ada pada kita. Tidak perlu risau, apapun yang kita lakukan, jika dilandasi ketulusan dan semata hanya mengharap keridhoanNya, maka keberkahan akan senantiasa menyertai kita. Bukankah Allah Maha Melihat hati kita yang sebenarnya? Mari perbanyak syukur, mari menebar kebaikan, sekecil apapun itu. Dan jangan lupa, selalu libatkan Allah di setiap apapun yang kita lakukan. Biar kita ditolongNya, biar kita dibimbingNya.
Salam senyum,
[ Ku tulis ini di bis, di perjalanan sepulang kuliah. Kamis manis, 09 Juni 2022 M / 09 Dzulhijjah 1443 H]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar