Isnani Rosyianti

Yang dengan sejuta impian, ingin mewarnai dunia dengan penuh semangat dan tak kenal lelah...

Yang ingin menjadi insan bermanfaat dimanapun ia berada...

Just Keep ur spirit...

do the best and be ur self ^.^

Rabu, 11 Juni 2014

cerpen : cinta yang tak terungkap


Aku bikin cerpen ini, buat iseng iseng aja ngikutin lomba bikin cerpen se Universitas beberapa hari yang lalu, yaaah,,,, sekadar nyalurin hobby... hehe
Dadakan banget ini bikinnya, kalau nggak salah bikin dari jam 2 siang sampai jam delapan malam. Itu aja udah hari terakhir buat dikirim ke panitia lomba. Saat bikin cerpen ini, perutku lagi sakit banget , gejala typus ku kambuh,,, yaaa... aku tahan aja, aku pengen menghasilkan sebuah cerpen hari itu juga,, dan akhirnya,, selesai juga,, hehe

alhamdulillah.....
ini cerita fiktif belaka lhoooo,,, bukan kisah ku beneran,,,,
penasaran ? 
silahkan baca :)


Cinta yang tak terungkap


            Senin, Dua Maret Pukul lima pagi. Seperti pagi sebelumnya, Aku keluar dari kost, sekedar untuk menghirup udara segar dan menikmati suasana pagi yang begitu mempesona. Mentari yang masih mengintip di ufuk timur ditemani warna jingga yang nampak menandakan sang surya akan segera muncul, menerangi bumi  dan segala isinya. Semilir angin yang lembut menyentuh kulit, dan ku lihat juga beberapa orang sedang berlari-lari kecil sambil bercanda ria. Sayangnya dari semua orang yang lewat di depanku, tak satupun yang ku kenal. Wajar saja, aku adalah tipe orang yang pendiam, yang tak banyak dikenal dan mengenal orang. Setelah aku telah puas menikmati udara pagi, aku bergegas berjalan ke kost. Namun tiba-tiba terdengar suara memanggil dari arah belakang.
“Nisa ...!!”. Aku pun menoleh. Dan ternyata...
“Lho, kamu Ris, ngapain disini ?” Tanyaku heran.
“ Ehm, lagi pengen jalan-jalan pagi Nis, terus, kebetulan aku ngeliat kamu, “ Terangnya sambil garuk-garuk kepala.
“ oooh,, “ balasku pendek.
“ Kamu suka jalan-jalan pagi juga ? “ tanyanya balik.
“ iya, tiap pagi aku kesini, sekedar menikmati susana pagi. Mumpung masih diberi kesempatan. “ Jawabku kalem.
“ Maksud kamu ?”
“ Em,,, nggak, nggak pa pa, aku masuk dulu ya, Ris. Aku ada kuliah jam 7 soalnya.”
“ Oh, iya, Nis,”
Aku masuk ke kost meninggalkan Aris yang masih terlihat bingung dengan sikap dan kata-kata ku tadi. Aku masuk ke kamar dengan perasaan yang tidak karuan. Aku masih tidak percaya, seorang Aris yang terkenal cuek banget ternyata bisa menyapaku. Bahkan kami berbincang-bincang. Ini adalah moment yang benar-benar tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Dan, aku  menyesal, kalimat yang kuucapkan tadi ? Ah, mengapa aku bisa berkata seperti itu? Aku harap dia tidak berpikir yang aneh-aneh. Semoga kata-kata ku tadi hanya sebagai angin lalu buatnya. Setelah aku selesai mandi dan sarapan, aku bersiap pergi ke kampus. Namun sebelum berangkat, aku sempatkan untuk menulis sebuah coretan hatiku di buku mungil kesayanganku ini. Saat aku sedang asik-asiknya menulis, tiba-tiba...
“tiiiiit,, tiiiiit,,, Nisa sayaaangg, Nisa,, berangkat yuukkk... tiiiit,, tiiiiit  “ Suara klakson sepeda motor dan teriakan dari seorang gadis imut beradu menggemparkan seluruh penghuni kost.
“Iya, Al, sebentar...” jawabku dari kamar. Setelah aku keluar, gadis imut tadi yang bernama Alya segera menggodaku dengan kata-kata manisnya.
“ Ciyeeee,,, si eneng, cantik banget hari ini,,, hehehe” katanya sambil nyengir.
“ hmm,, yuk, berangkat!” kataku tak menjawab segala celotehnya. Sesampai di kampus, aku merasakan kepalaku pusing dan mataku berkunang-kunang. Tuhan, jangan sekarang, aku masih ingin melihat dunia-Mu yang indah ini, aku masih ingin menjadi orang yang berarti untuk orang-orang yang aku sayangi.
            Sorenya setelah kuliah selesai, seperti biasa, aku selalu pulang bareng Alya, sahabatku yang super duper cerewet tapi hatinya bagaikan malaikat. Gadis yang ku stempel jadi sahabat sejak kami sama-sama menjadi maba dua tahun lalu ini sudah aku anggap sebagai saudaraku sendiri. Meskipun kami berbeda kost, tapi kami sangat dekat. Alya selalu main ke kost ku tiap hari. Ia selalu ada saat aku tertawa dan saat aku menangis. Sifat kami berbeda, namun itulah yang menjadikan kami bisa saling melengkapi. Aku gadis yang pendiam, pemalu, kalem, cuek, dan aku suka dengan kegiatan-kegiatan ilmiah. Di kampus, aku mengikuti organisasi yang berbau penelitian. Dan, sifatku itu berbeda banget dengan Alya. Ia adalah gadis yang tomboy, periang, heboh, cerewet, tapi ia baik. Gadis yang doyan sama permen karet itu suka dengan musik sehingga ia bergabung dengan grup band di kampus. Penampilan dan suaranya sangat mendukungnya untuk membuatnya bisa menjadi icon di kampus. Sedangkan aku ? Ah, biarlah, Menjadi yang terkenal bukan merupakan cita-citaku. Aku hanya ingin menjadi seorang peneliti muda yang hebat.
        Sang mentari kini telah menghilang di ufuk barat dan mempersilahkan bintang menggantikannya. Malam ini, entah mengapa aku merasakan sesuatu yang mengganjal. Perasaan ku tidak enak. Sesaat kemudian, aku merasakan kepalaku kembali sakit. Sakit sekali. Segera ku minum obat yang diberikan dokter. Setelah itu, aku mengambil buku bersampul biru dan mulai ku tulis semua kisahku hari ini. Di tengah-tengah menulis, tiba-tiba HP ku berbunyi. Ternyata ada pesan masuk.
“Teruntuk : Anisa Firdausiyah,
 saat kau baca pesanku ini, mungkin kau tidak menyangka, bahwa ada seseorang disini yang telah lama mengagumimu. Sejak mengenalmu, hati dan pikiranku terpaut padamu, Aku melihatmu sebagai seorang  gadis anggun nan lembut. Halus pekertimu membuatku tak bisa menghilangkan perasaan ini. Entah apa yang terjadi padaku ? Jika engkau mempunyai perasaan yang sama, sungguh bahagianya diriku, namun jika tidak, aku akan berdoa agar Tuhan mendamaikan hatiku.
Dari : seseorang yang kau lihat dengan matamu, namun tak kau lihat dengan hatimu”
Aku terbelalak membaca rentetan kata-kata panjang itu. Siapa orang ini ? nomor teleponnya baru, tidak ada di kontak HP ku. Aku baca ulang pesan tersebut, lalu segera aku membalas nya.
“ Maaf, ini siapa ?”. Namun sayang, pesanku tidak dapat terkirim. Masih tertunda. Aku mencoba misscall, tapi ternyata nomornya tidak aktif. Siapa gerangan yang membuatku gelisah seperti ini ? Mengapa ia tak menyebutkan namanya ? Aku memutar otak ku, siapa orang yang bisa ku lihat dengan mata tapi tak kulihat dengan hati ?? Berarti dia adalah orang yang sudah pernah kulihat. Berarti kami sudah saling berinteraksi. Ya. Hanya itu yang bisa aku simpulkan saat ini. Aku tidak mau hal ini mengganggu konsentrasi belajarku. Aku lanjutkan tulisan di buku biru ku. Setelah itu aku mengerjakan tugas kuliah dan segera istirahat. Namun baru saja aku ingin memejamkan mata, HP ku kembali berbunyi. Ada pesan masuk. Kali ini dari Alya.
“ Nisa sayang, maaf besok kita nggak bisa bareng ke kampus, aku ada undangan biat ngisi acara dies natalis ke kampus lan. Maaf ya sayang,,, baik-baik ya kamu disana...”
“ Iya, Alya jelek ... “ Balas ku singkat. Dan aku pun tertidur.
Keesokan harinya, Aku berjalan dari kost sendiri. Karena memang hari ini teman-teman kost ku tidak ada satupun yang masuk jam 7. Dan setelah beberapa langkah dari depan kost, sepeda motor dari arah belakang pelan mendekatiku.
“ Hai Nis, mau bareng ?” Sapanya.
“Oh, kamu, Ris?? Emm,, gimana ya ?” Aku bingung sampai-sampai tanpa kusadari aku salah tingkah.
“ Sudah, kita kan sama-sama mau ke kampus. Ayo, naik. Tenang Nis, aku bukan penjahat kali” Ia terus memaksaku hingga akhirnya aku tidak enak hati menolak tawarannya. Di perjalanan, kami berdua canggung . Kami hanya diam membisu dan tidak berkata sepatah kata pun. “ Dingin banget nih cowok” pikirku. Setelah tiba di kampus, kami harus berpisah arah karena memang kami berbeda jurusan.
“ Makasih ya, Ris,” kataku.
“ Iya, sama-sama Nis, nyantai aja” jawabnya.
“ Ya udah Nis, aku ke kelas dulu ya”
“ Iya, silahkan” balasku singkat.
Saat ini, aku benar-benar merasa hidupku tidak lama lagi. Kepalaku sungguh sakit. Aku mencoba bertahan. Tapi rasanya sudah tidak sanggup lagi. Hp ku berdering. Ada pesan masuk. Aku baca pesan itu. Ternyata, nomor yang sama dengan orang yang mengirim pesan tadi malam.
“ Jika ingin tahu siapa aku, datang di taman bunga jam sepuluh dibelakang aula. Kau akan tahu siapa aku” Aku tidak membalas pesan tersebut. Kepalaku sangat pusing. Tepat jam sepuluh, aku pergi ke tempat yang dimaksud. Sambil menahan sakit, aku berjalan gontai dari kelas menuju taman. Dari kejauhan samar-samar aku melihat hanya ada Aris yang sedang duduk di bangku taman. Aku memanggilnya “ Aris!”. Ia pun menoleh. Dan akhirnya, Bruk!!!. Aku jatuh dan tak sadarkan diri.
***
“Ris, kau harus membaca ini” kata Alya sembari menyerahkan buku bersampul biru pada Aris.
”Ini adalah buku harian Alya. Aku rasa, kau perlu membacanya.” Lanjut Alya.
Aris pun pulang dan segera membaca buku yang diberi Alya.
Senin, 02 Maret 2014-
06:15 Dear, my sweet diary, hari ini aku sungguh bahagia. Tadi pagi orang yang sejak lama aku kagumi menyapa dan mengajakku ngobrol. Gak nyangka banget.. Ternyata, pandanganku salah. Sebenarnya dia orang yang baik. Aku pikir, dia manusia robot yang nggak bisa ngomong. Hehe..Tapi, mengapa aku tak bisa bersikap biasa padanya ? mengapa aku selalu salah tingkah didepannya? aku takut dia akan curiga. Semoga saja tidak.
20:05- Diary, barusan aku dapat sms dari seseorang. Intinya dia suka sama aku. Tapi yang aku heran, dia nggak nyebutin namanya. Katanya, dia adalah orang yang aku lihat dengan mata, tapi tak ku lihat dengan hati. Siapa ya ? Apakah dia Aris ?? Aku harap iya. Tapi itu nggak mungkin., Aku harus berusaha menghapus perasaan ini ke dia. Aku sadar hidupku nggak lama lagi. Dokter udah memvonisku kalau kanker ini bakal terus menjalar. Tuhan, mengapa engkau hadirkan cinta di hati manusia ? Mengapa engkau mempertemukan ku dengan Aris dan menghadirkan perasaan ini ? Padahal engkau akan memisahkan kami, dan  untuk siapapun yang mengirim pesan itu, maafkan aku,,,, Siapapun kamu, aku hanya mencintai Aris, sampai Tuhan mempertemukan kami kembali dikehidupan abadi...
Untuk Aris, semoga engkau mendapatkan kebahagiaanmu, meskipun mungkin esok aku sudah tidak ada lagi di dunia ini, kenanglah aku, Ris, sebagai orang yang berarti di hatimu....

---TAMAT---



 karya : Isnani El Asyfi

1 komentar: