Perlahan, hilang
Layaknya mendung terkikis sinar sang surya
Muncul terang
Setelah gelap yang pekat
Hingga cahyanya
menyilaukan mata memandang
Ku pandangi buku hijau ini
Getaran hati sungguh mendera
Harapan itu
Perlahan aku singkirkan
Mengapa aku hanya diam di titik semu?
Tidak!
Tak ingin lagi menunggu
Sesuatu yang tak mungkin ditunggu
Masa depan masih panjang
Sang mentari masih bersinar
Kan kusambut esok yang lebih cerah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar