Isnani Rosyianti

Yang dengan sejuta impian, ingin mewarnai dunia dengan penuh semangat dan tak kenal lelah...

Yang ingin menjadi insan bermanfaat dimanapun ia berada...

Just Keep ur spirit...

do the best and be ur self ^.^

Jumat, 20 Juni 2014

makalah analisis puisi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Membicarakan karya sastra maka kita akan dihadapkan pada genre sastra yaitu berbagai bentuk dan ragam. Puisi merupakan salah satu dari ragam tersebut. Beragam pengalaman dan peristiwa yang dialami penyair merupakan jangkauan pandang untuk dituangkan dalam puisi. Sebagaimana karya sastra yang lain (prosa dan drama), puisi juga memiliki kandungan makna yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia, khususnya tentang nilai-nilai atau norma-norma kehidupan, baik kehidupan secara individual, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Kelebihan puisi dibandingkan dengan ragam sastra lainnya yaitu memiliki nilai estetik yang tinggi. Nilai estetik dapat berwujud gaya bunyi, gaya kata, penggunaan kalimat yang penuh dengan makna konotasi, hingga pada bentuk tipografinya. Makalah ini akan menjelaskan tentang definisi puisi, penggolongan, situasi bahasa, unsur-unsur puisi, serta cara membacanya.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian puisi?
2.      Bagaimana penggolongan puisi?
3.      Apa pengertian situasi bahasa?
4.      Apa saja yang termasuk dalam unsur-unsur puisi?
5.      Bagaimana cara membaca puisi yang baik?

1.3    Tujuan
1.      Memahami pengertian puisi.
2.      Memahami penggolongan puisi.
3.      Memahami pengertian situasi bahasa.
4.      Memahami apa saja unsur-unsur puisi.
5.      Memahami cara membaca puisi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Puisi
     Secara etimologis kata puisi berasal dari bahasa Yunani, poema yang berarti membuat, poesis yang berarti pembuatan atau penciptaan, poeities yang berarti pembuat atau pencipta, pembangun atau pembentuk. Waluyo (1987) mendefinisikan puisi sebagai bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan bahwa puisi adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya, seimbang, simetris, antara satu unsur lain sangat erat hubungannya, dan sebagainya.
     Sementara itu Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun sedemikian rupa sehingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mmpergunakan orkestra bunyi. Shanon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di muka terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada,  irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.
     Memahami isi puisi tidak semudah memahami prosa atau drama. Puisi memiliki kebulatan, keutuhan, kekhasan, serta keunikan tersendiri dalam menampilkan berbagai persoalan. Persoalan-persoalan yang dimaksud dapat berupa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pengalaman penyair, sejarah, masalah sosial.
2.2  Penggolongan Puisi
            Dalam perkembangannya, puisi dibedakan atas dua golongan secara garis besar, yaitu puisi lama dan puisi baru.

Ø  Puisi lama :
1)      Mantra adalah perkataan atau ucapan yang dapat mendatangkan kekuatan ghaib. Mantra dipercaya dapat memberikan sugesti pada seseorang, misalnya: menyembuhkan orang sakit, mendatangkan celaka, memberikan keberanian, dan sebagainya. Mantra dianggap sebagai sastra lisan yang tertua dan digunakan untuk upacara-upacara tertentu.
2)      Bidal adalah peribahasa atau pepatah yang mengandung nasihat, peringatan, sindiran.
3)      Pantun adalah puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat baris dan berima silang (a,b,a,b). Baris satu dan kedua berupa sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
4)      Karmina adalah puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas dua baris dan berima silang (a,b). Baris kesatu berupa sampiran sedangkan baris kedua merupakan isi.
5)      Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap baitnya terdiri atas empat baris dan berima serangkai (a,a,a,a). Semua baris memiliki makna saling berkaitan.
6)      Gurindam adalah puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas dua baris dan berima serangkai (a,a).
7)      Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun sebabak, memiliki sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris. Berirama abc,abcd,abcde dan seterusnya.
8)      Seloka adalah pantun berkait atau berantai. Seloka disebut juga pantun berbingkai.

Ø  Puisi baru :
1)      Distichon adalah puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas dua baris.
2)      Terzina adalah puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas tiga baris.
3)      Quantrain adalah puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas lima baris.
4)      Quint adalah puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas empat baris.
5)      Sextet adalah puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas enam baris.
6)      Septima adalah puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas tujuh baris.
7)      Stanza adalah puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas delapan baris.
8)      Soneta adalah puisi baru yang setiap bainya terdiri atas empat belas baris.

2.3 Situasi Bahasa
    Bahasa puisi lebih singkat bahkan bisa sangat pendek dan terbatas. Meskipun demikian, puisi tetaplah hasil cipta yang diungkapkan oleh penuturnya. Puisi diciptakan untuk dinikmati dan diapresiasi. Penikmat puisi dapat berasal dari pembaca atau pendengar. Pembaca merupakan orang yang terlibat langsung dan secara sengaja untuk mengetahui isi puisi yang dibacanya. Adapun pendengar adalah orang yang secara sengaja atau tidak sengaja mendengar puisi dibacakan.

2.4  Unsur-unsur Puisi
    Unsur puisi dibedakan menjadi dua yaitu batin dan fisik. Unsur batin berkaitan dengan tema, rasa, nada, dan amanat. Unsur fisik berkaitan dengan tipografi, bahasa dan persajakan (rima).
Ø  Tema adalah gagasan pokok, ide atau gagasan yang menduduki tepat utama dalam puisi. Tema sangat berhubungan dengan tataran bahasa yang menjelaskan hubungan tanda dngan makna.
Ø  Moral adalah sikap seseorang sangat mencitai sesama.
Ø  Rasa ( feeling ) dalam puisi merupakan gambaran dari ekspresi perasaan penyair. Rasa disebut juga arti emosional yang menggambarkan perasaan sedih, marah, senang, gembira, takjub, ragu-ragu, bimbang, ptah hati, sombong, tercekam, cemburu, kesepia, takut, dan sejenisnya. Pengungkapan rasa sangat dipengaruhi oleh situasi batin penyair pada saat menciptakan puisi.
Ø  Nada (Tone) dan Suasana dalam puisi mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada, mendikte, serius, mencekam dll.
Ø  Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Melalui teks puisi, penyair dapat menyampaikan pesan secara lugas, mudah dimengerti dan ditangkap oleh pembaca. Penyair juga dapat menyampaikan pesan kepada pembaca dengan menyiratkan makna ke dalam teks puisi.
Ø  Tipografi merupakan perwajahan puisi. Perwajahan ini berkaitan dengan bentuk puisi, seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata bahkan terkadang satu baris hanya terdiri satu kata. Tipografi puisi lama sangat teratur da bersifat statis, tidak berubah. Akan tetapi dalam puisi baru mulai dari Angkatan Balai Pustaka hingga Angkatan Mutakhir, persoalan tipografi mengalami perubahan yang sangat pesat.
Ø  Bahasa merupakan alat yang berupa konstruksi-konstruksi dalam sebuah puisi. Bahasa puisi meliputi:

ü  Diksi adalah proses pemilihan kata. Pemilihan kata harus dilakukan dengan cermat supaya dapat membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna gagasan yng ingin di sampaikan.
ü  Kata konkret adalah kata yag dapat ditangkap degan indera dan memungkinkan memunculkan imaji.
ü  Iimaji adalah kata atau susunan kosakata yang dapat mengungkapkan pengalaman indera. Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, merasa, bergerak. Imaji sangat berkaitan degan pencitraan dalam puisi. Pencitraan adalah ungkapan yang dapat menimbulkan hadirnya kesan mental tertentu.
ü  Figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif disebut juga gaya bahasa (majas).
ü  Persajakan (rima) adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope atau tiruan terhadap buyi. (2) bentuk intern pola bunyi, yaitu aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi, atau kata.

2.5  Membaca Puisi
     Dalam membaca puisi, hentian dan jeda merupakan petunjuk pertalian makna kata dengan kata, larik dengan larik. Begitu halnya pertalian makna bait dengan bait. Cara-cara membaca puisi yang baik dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1)      Interpretasi / penghayatan yaitu proses mendalami isi puisi dengan menghayati atau memahami dan menafsirkan isi puisi yang akan dibacakan.
2)      Konsentrasi yaitu memusatkan pikiran pada puisi yang akan dibicarakan agar mampu membangkitkan perasaan dan ingatan.
3)      Vokal berkaitan dengan suara, ketepatan pengucapan terhadap puisi yang dibacakan dan artikulasinya.
4)      Intonasi berkaitan dengan irama atau tempo. Keras lemahnya suara bergantung pada puisi yang dibacakan.
5)      Penjiwaan yaitu pencerminan gerak dari ucapan melalui ekspresi atau ungkapan. Penjiwaan meliputi ungkapan raut muka, lirikan mata, atau peniruan watak sesuai dengan isi puisi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
·         Pengertian Puisi
Secara etimologis kata puisi berasal dari bahasa Yunani, poema yang berarti membuat, poesis yang berarti pembuatan atau penciptaan, poeities yang berarti pembuat atau pencipta, pembangun atau pembentuk. Puisi juga didefinisikan sebagai bentuk karya sastra yan mengungkapkan pikiran dan perasaaan penyair secara imajinatif.
·         Penggolongan Puisi
Dalam perkembangannya, puisi dibedakan atas dua golongan secara garis besar, yaitu puisi lama dan puisi baru.
Ø  Puisi lama terdiri atas: Mantra, Bidal, Pantun, Karmina, Syair, Gurindam, Talibun, dan Seloka.
Ø  Puisi baru  : Distichon, Terzina, Quantrain, Quint, Sextet, Septima, Stanza, dan Soneta.
·         Situasi Bahasa
Bahasa puisi lebih singkat bahkan bisa sangat pendek dan terbatas. Meskipun demikian, puisi tetaplah hasil cipta yang diungkapkan oleh penuturnya. Puisi diciptakan ntuk dinikmati dan diapresiasi.
·         Unsur-unsur Puisi
Unsur puisi  ada 2 yaitu yaitu batin dan fisik. Unsur batin berkaitan dengan tema, rasa, nada, dan amanat. Unsur fisik berkaitan dngan tipografi, bahasa dan persajakan (rima).
Ø  Tema
Ø  Moral
Ø  Rasa ( feeling )
Ø  Nada (Tone) dan Suasana
Ø  Amanat
Ø  Tipografi
Ø  Bahasa yang meliputi:
ü  Diksi
ü  Iimaji
ü  Figuratif
ü  Persajakan (rima)
·         Membaca Puisi
            Dalam membaca puisi, hentian dan jeda merupakan petunjuk pertalian makna bait dengan bait. Cara-cara membaca puisi yang baik dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1)      Interpretasi / penghayatan yaitu proses mendalami isi puisi dengan menghayati atau memahami dan menafsirkan isi puisi yang akan dibacakan.
2)      Konsentrasi yaitu memusatkan pikiran pada puisi yang akan dibicarakan agar mampu membangkitkan perasaan dan ingatan.
3)      Vokal berkaitan dengan suara, ketepatan pengucapan terhadap puisi yang dibacakan dan artikulasinya.
4)      Intonasi berkaitan dengan irama atau tempo.
5)      Penjiwaan yaitu pencerminan gerak dari ucapan melalui ekspresi atau ungkapan.

3.2  Saran
1.    Setelah mempelajari bagaimana analisis puisi ini, pembaca diharapkan dapat membaca dan menerapkan cara-cara membaca puisi dengan baik dan benar.
2.      Dimohon kepada pembaca apabila dalam penulisan makalah ini ada kejanggalan atau kesalahan dalam penulisan maupun makna dalam bacaan, untuk memberi masukan kepada kami sebagai penulis. Karena manusia tak ada yang sempurna dan kesempurnaan itu yang milik Allah SWT. 


DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman. 2012.  Kajian Kesastraan. Surabaya: Pustaka Radja



Tidak ada komentar:

Posting Komentar