BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak
orang yang semakin lama minat membacanya semakin berkurang, hal ini
mempengaruhi pengetahuan seseorang, termasuk pengetahuan nilai-nilai sastra di
Indonesia. Disadari atau tidak hal yang tidak terbantahkan adalah sejak zaman
dulu sesungguhnya kita percaya bahwa karya sastra, khususnya prosa memberikan
pengaruh yang besar terhadap pendengar dan pembacanya. Kegemaran orang-orang
tua yang bercerita atau membacakan cerita pada anak-anaknya bukanlah sebagai
sarana untuk menidurkan mereka semata, tetapi ada nilai-nilai yang ingin
disampaikan melalui keteladanan para tokoh dalam cerita.
Sesungguhnya karya sastra, khususnya prosa
memiliki kemampuan dapat mempengaruhi perasaan penikmatnya. Sastra dapat
memberikan pengaruh yang amat besar terhadap cara orang berfikir
mengenai hidup, mengenai baik dan buruk, mengenai benar dan salah, mengenai
cara hidupnya sendiri serta bangsanya. Hal itu tidak mengherankan karena karya
sastra lahir sebagai perwujudan gejolak nurani sastrawan dalam berhadapan
dengan hidup dan kehidupan ini.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari prosa?
2. Apa saja jenis-jenis dari prosa?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari prosa.
2. Mengetahui jenis-jenis dari prosa.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Prosa
Prosa
adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku
kata dalam setiap baris serta tidak terikat oleh irama dan rimanya
seperti dalam puisi.
Prosa
berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang
dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan leksikalnya.
Kata prosa berasal dari bahasa latin yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan
prosa biasnya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya,
prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat
serta berbagai jenis media lainnya.
2.2 Jenis
– jenis Prosa
Berdasarkan
zamannya prosa dibagi menjadi dua yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama
merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Sedangkan
prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh budaya
Barat sehingga bentuknya
dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
a. Prosa Lama
Pada mulanya prosa lama disampaikan secara lisan karena belum dikenalnya
bentuk tulis. Dikenal bentuk tulis setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke
Indonesia, masyarakat Melayu mengenal tulisan. Sejak itulah sastra tulis mulai
dikenal. Prosa lama memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1. Statis
Kalu kita baca sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Si Miskin,
Hikayat Bangsawan, dan prosa lama yang lain, bentuknya selalu sama, pola-pola
kalimatnya sama, malahan banyak kalimat dan ungkapannya sama betul, tema
ceritanya pun sama.
2. Diferensiasi sedikit
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena
hubungan beberapa unsur kuat sekali.
3. Tradisional
Prosa lama memiliki pola-pola bentuk yang dijadikan transisi.
Kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang sama terdapat dalam cerita-cerita
yang berlainan, bahkan di dalam satu cerita juga sering diulang-ulang.
4. Terbentuk olah
masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyrakat.
Kebanyakan hasil sastra dalam kesustraan lama tidak diketahui siapa
pengarangnya. Kalau dicantumkan suatu nama, itu hanya penyadur dan bukan nama
pengarang yang sebenarnya. Sebab cerita lam itu hidup di tengah-tengah
masyarakat yang diceriatakan secara turun temurun.
5. Tidak mengindahkan
sejarah atau perhitungan tahun
Sejarah menurut pengertian lama adalah karangan tentang asal usul raja dan
kaum bangsawan dan kejadian-kejadian yang penting, tanpa memperhatikan
perurutan waktu dan kejadian-kejadiannya (tidak kronologis). Nama-nama tempat
terjadinya peristiwa juga tidak jelas.
6. Bahasanya menunjukkan
bentuk-bentuk yang tradisional.
Misalnya ;
· Banyak memakai kata penghubung yang menyatakan urutan peristiwa, misalnya :
harta, syahdan, maka, arkian, sebermula, dan lalu.
· Banyak memakai bentuk yang tetap sehingga terdapat banyak pengulangan kata,
misalnya : Kata sahibul hikayat , ada sebuah negeri di tanah Andalas Palembang
namanya, Demang Lebar Daun nama rajanya, asalnya daripada anak cucu Raja Sulan,
Muara Tatang nama sungainya. ( dari sejarah melayu).
· Banyak memakai bentuk partikel pun dan lah.
· Banyak memakai kalimat inversi, misalnya: Syahdan maka bertemulah rakyak
Siam dengan rakyat Keling, lalu berperang. Lalu diceritakanlah segala kelakuan
tuan putri dengan nahkoda itu.
Di memiliki ciri-ciri, prosa lama juga memiliki bentuk – bentuk, yaitu :
1. Bidal
Bidal adalah cara berbicara dengan menggunakan bahasa kias. Bidal terdiri
dari beberapa macam, diantaranya :
a. Pepatah
Pepatah adalah suatu peribahasa yang menggunakan bahasa kias dengan maksud
mematahkan ungkapan orang lain atau untuk menasehai orang lain.
Contoh : - Malu bertanya sesat di jalan.
- Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian
tidak berguna.
b. Tamsil
Tamsil (ibarat) adalah suatu peribahasa yang berusaha memberikan penjelasan
dengan perumpamaan dengan maksud menyindir, menasehati, atau memperingatkan
seseorang dari susuatu yang dianggap tidak benar.
Contoh : - Tua – tua keladi, makin tua makin jadi.
- Keras – keras kersik, kena air lembut
juga.
c. Kiasan
Ungkapan tertentu untuk menyampaikan maksud yang sebenarnya kepada
seseorang, karena sifat, karakter, atau keadaan tubuh yang dimilikinya.
Kata-kata sebutan yang digunakan dengan cara tersebut dinamakan bahasa kiasan.
Contoh : - Makan tangan = memperoleh keuntungan besar.
- Buah hati = anak.
d. Perumpamaan
Perumpamaan adalah sebuah peribahasa yang digunakan seseorang dengan cara
membandingkan suatu keadaan atau tingkah laku seseorang dengan keadaan alam,
benda, atau seperti makhluk alam semesta.
Contoh : - Seperti anjing makan tulang.
- Seperti durian dengan mentimun.
e. Pemeo
Pemeo adalah suatu peribahasa yang digunakan untuk berolok-olok,menyindir
atau mengejek seseorang atau suatu keadaan.
Contoh : - Ladang Padang, orang Betawi : maksudnya berlagak seperti orang
Padang padahal dia orang Betawi atau orang Betawi yang berlagak
kepadang-padangan.
- Bual anak Deli : maksudnya membual seperti
membual daerah Deli yang terus menerus, namun isinya tidak bermakna.
2. Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab, yaitu bentuk lama yang berisikan
cerita kehidupan para dewa-dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta
raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang
dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat, kadang tidak masuk akal.
Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah.
Contoh : Hikayat Hang Tuah, Kabayan, Si Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat
Indra Bangsawan, Hikayat Sang Boma, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja
Budiman.
3. Sejarah atau Tambo
Sejarah disebut juga Tambo, berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata
sajaratun yang berarti pohon. Sejarah adalah satu bentuk prosa lama yang isi
ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam
sejarah bisa dibuktikan dengan fakta.
Tambo atau cerita sejarah, kadang tidak sepenuhnya kebenaran, karena
dicampurkan dengan hal-hal yang tidak masuk akal atau dongeng. Selain berisikan
peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan
raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh : Sejarah karya
datuk Bendara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612, Tambo
Bengkahulu, Silsilah Raja Bugis (Raja Ali Haji).
4. Dongeng
Bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa
yang bersifat khayalan dari pengarangnya. Jadi dongeng bukan merupakan cerita
yang benar-benar terjadi. Fungsi dongeng hanyalah sebagai penghibur hati saja
atau pelipur lara. Ituah sebabnya dongeng disebut juga cerita pelipur lara.
Bentuk-bentuk dongeng :
a. Mite (Mitos), adalah cerita-cerita yang
berhubungan dengan keprcayaan terhadap sesuatu benda atau hal gaib, alam gaib
atau yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib, seperti dewa, peri ataupun
Tuhan.Contoh – contoh sastra lama yang termasuk jenis mitos adalah : Nyai Roro
Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang terjadinya padi,
Harimau Jadi-jadian, Dongeng Abu Nawas, Dewi Sinta yang diculik Rahwana,
Mahabharata, Ramayana, Hikayat Illias dan Odyes yang karangan Homerus dan
lain-lain.
b. Sage, adalah cerita lama yang di dalamnya
mengandung unsur sejarah atau yang berhubungan dengan sejarah, yang
menceritakan tentang kepahlawanan, keperkasaan, kesaktian, keberanian, dan
keajaiban para raja, pangeran atau tokoh-toko tertentu. Beberapa contoh sage
adalah : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, Kesaktian
Hang Tuah, Lutung Kasarung, Damarwulan, Angling Darma, Dongeng Kesaktian dan
Keperkasan Patih Gajah Mada, dll.
c. Fabel, adalah dongeng tentang binatang
yang bisa berbicara dan bertingkah laku seperti manusia, sebagai lambang
pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang).Contoh : si
Kancil yang Cerdik, Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikaya Peladuk
Jenaka, Kancil dengan Lembu, Buaya dan Kera, Burung Gagak dan Serigala, Anjing
yang Loba, Burung Bangau dengan Ketam, Siput dengan Burung Centawi, dongeng
Perlombaan Kancil dan Siput.
d. Legenda, adalah dongeng atau cerita lama
yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah, tentang
suatu kejadian alam, asal-usul suatu benda, atau kejadian di suatu tempat atau
daerah. Contoh : cerita tentang Tangkuban Perahu, dongeng Malinkundang, Legenda
Banyuwangi, dongeng terjadinya kota Bandung, Nyai Roro Kidul.
e. Penggeli Hati (Dongeng Jenaka)
Penggeli hati adalah cerita komedi yang berkembang dalam suatu masyarakat
atau cerita tentang tingkah laku oarng bodoh, malas, atau cerdik dan
masing-masing dilukiskan dengna humor. Contoh : si Kabayan, Pak Pandir, Cerita
Lebai Malang, Joko Kendil, Pak Belalang, Abu Nawas, dll.
f. Cerita Perumpamaan, adalah dongeng yang
mengandung kiasan atau ibarat yang berisi nasihat dan bersifat mendidik.
Misalnya, orang yang pelit akan dinasehati dengan cerita Haji Bakhil atau Haji
Pelit Yang Sombong akan dinasehati dengan cerita Fir’aun.
g. Parabel, adalah cerita rekaan yang
menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau
perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Mahabarat,
Bhagawagita, dll.
5. Kisah, adalah karaya
sastra lama yang berisikan cerita tentang, cerita perjalanan atau pelayaran
seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh kisah dalam karya sastra
lama, antara lain :
a. Kisah Perjalanan
Abdullah ke Negeri Kelantan
b. Kisah Abdulaah ke
Jeddah.
6. Cerita berbingkai,
adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi, yang dituturkan oleh
pelaku-pelakunya. Cerita dalam cerita itu disebut cerita
sisipan. Kadang kala cerita sisipan itu di dalamnya ada pula cerita. Sehingga
cerita berbingkai ini menjadi cerita yang bersusun. Cerita berbingkai biasanya
bertemakan pendidikan akhlak, agar manusia tidak berbuat jahat atau lalim
terhadap sesamnya. Contoh : Seribu Satu Malam, Hikayat Kalilah dan Daminah,
Hikayat Bayan Budiman.
7. Cerita – cerita Panji, disebut
juga hikayat yang berasal dari kesusastraan Jawa yang berkisah tentang 4
kerajaan di pulau Jawa yaitu: kerajaan Jenggala, Kediri,
Ngurawan dan Singosari. Contoh : Hikayat Panji Semirang dan Hikayat Dalang
Indra Kusumah.
b.Prosa Baru
Untuk prosa baru saya akan jelaskan secara singkat saja mengenai ciri
cirinya berikut ini :
- Rakyat
sentris (keadaan masyarakat)
- Dinamis(bisa
diubah)
- Dipengaruhi
sastra Inggris dan Belanda
- Adanya
pengarang
Prosa baru juga memiliki bentuk-bentuk seperti pada prosa lama, yaitu :
1. Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya
dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan
mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia.
Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail
dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman
terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita
tersebut.Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam,
antara lain sebagai berikut :
- Roman
transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang
mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan.
Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh
Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
- Roman
sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat.
Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang
bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka
Dunia oleh Adinegoro.
- Roman
sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis,
peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah.
Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang
Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
- Roman
psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang
mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh
Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar,
Belenggu oleh Armijn Pane.
- Roman
detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam
roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang
tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak
Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai
oleh Suman HS.
2. Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk
prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting,
paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa
tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada
idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan
lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh
Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan
Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
3. Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari
kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh
ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan
nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh
Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo,
Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
4. Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi
pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga
pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai
meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar
Dewantara.
5. Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil
karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria
tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
Jenis – jenis kritik
1) Kritik objektif adalah sebuah kritik yang
menafsirkan karya sastra dengan melihat kelebihan dan keburukan karya sastra
berdasarkan unsur-unsur dalam karya sastra.
Beberapa karya sastra yang tergolog bentuk ini, antara lain :
a. Pengarang-pengarang Wanita Indonesia
Penulis : Th. Sri Rahayu Prihatmi
Penerbit : PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1997
Tebal Buku: 93 halaman
b. Perkembangan Puisi Indonesia dan Melayu
Modern
Penulis : Umar Junus
Penerbit : Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1981 (Edisi Indonesia)
Tebal Buku: 317 halaman
2) Kriktik Ekspresif adalah
sebuah kritik yang menafsirkan karya sastra berdasarkan latar belakang
pengarangnya. Beberapa karya yang tergolong dalam bentuk ini, antara lain :
a. Chairil Anwar Sebuah Pertemuan
Penulis : Arief Budiman
Penerbit : PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1980
Tebal Buku: 71 halaman
b. W.S Rendra Penyair dan
Imajinasinya
Penulis : Anton Y.Lake
Penerbit : Nusa Indah, Ende (Flores), 1973
Tebal Buku: 131 halaman
3) Kritik Mimetik adalah
sebuah kritik yang menafsirkan karya sastra sebagai pencerminan masyarakat.
a. Novel Populer Indonesia
Penulis : Jakob Sumardjo
Penerbit : CV Nur Cahya, Yogyakarta, 1982
Tebal Buku: 175 halaman
b. Novel Satra Indonesia Sebelum Perang
Penulis :Sapardi Joko Damono
Penerbit :Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Jakarta 1979
Tebal Buku: 76 halaman
6. Resensi
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film,
drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut
dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga
disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut
dibaca atau dinikmati.Menulis resensi dianggap keterampilan yang paling mudah
dibandingkan esai, kritik, dan menulisn fiksi karena adanya objek langsung
berupa buku, drama atau film yang menjadi bahan untuk dinilai.
c. Resensi Buku
Peresensi buku harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Judul Resensi
2. Identitas Buku, terdiri
atas:
a. Judul Buku
b. Pengarang
c. Penerbit dan Tahun
Terbit
d. Tebal Buku
e. Harga
3. Mengulas tentang
Kelebihan dan kelemahan buku
4. Menjelaskan tentang
layak atau tidaknnya buku tersebut dibaca, diketahui isinya bahkan dimiliki
oleh pembaca.
5. Bertindak objektif,
menghindari sikap subjektif sehingga tidak memihak.
d. Resensi Drama
(yang dipentaskan) atau Film
Yang harus diperhatikan dalam merensi drama atau film adalah :
1. Judul Resensi
2. Identitas drama atau
film, terdiri atas:
a. Judul drama atau film
b. Sutradara
c. Produser
d. Produksi dan Tahun
e. Pemeran utama
3. Mengemukakan baik atau
buruknya drama atau film, berkaitan dengan :
a. Karakter Aktor dan
Aktris
b. Jalan cerita
c. Tata Lampu (Lighting)
d. Kostum Para Pemain
e. Tata Musik
f. Tema dan Pesan Drama
atau Film
4. Memberikan penjelasan
tenang layak atau tidaknya drama atau film untuk ditonton.
5. Bertindak objektif,
menghindari sikap subjektif sehingga tidak memihak, sebagai upaya mempromosikan
drama atau film. Sebaliknya, menjelek-jelekkan tanpa disertai bukti dan data
yang kuat sehingga mengurangi minat penonton.
7. Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan
pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan,
renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik,
pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat
subjektif atau sangat pribadi. dan tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian
Prosa
Prosa
adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku
kata dalam setiap baris serta tidak terikat oleh irama dan rimanya seperti
dalam puisi.
2. Jenis
– jenis Prosa
a. Prosa
lama
ü Bidal
ü Hikayat
ü Sejatrah atau tambo
ü Dongeng
ü Kisah
ü Cerita berbingkai
ü Cerita-cerita panji
b. Prosa
baru
ü Roman
ü Novel
ü Cerepen
ü Riwayat
ü Kritik
ü Resensi
ü Esai
3.1 Saran
Sebaiknya dalam pembuatan makalah terlebih
dahulu mencari berbagai sumber, baik sumber yang berasal dari buku maupun
berasal dari internet. Sehingga data yang tersaji lebih akurat dan aktual untuk
dipublikasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar