Isnani Rosyianti

Yang dengan sejuta impian, ingin mewarnai dunia dengan penuh semangat dan tak kenal lelah...

Yang ingin menjadi insan bermanfaat dimanapun ia berada...

Just Keep ur spirit...

do the best and be ur self ^.^

Jumat, 20 Juni 2014

makalah analisis prosa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak orang yang semakin lama minat membacanya semakin berkurang, hal ini mempengaruhi pengetahuan seseorang, termasuk pengetahuan nilai-nilai sastra di Indonesia. Disadari atau tidak hal yang tidak terbantahkan adalah sejak zaman dulu sesungguhnya kita percaya bahwa karya sastra, khususnya prosa memberikan pengaruh yang besar terhadap pendengar dan pembacanya. Kegemaran orang-orang tua yang bercerita atau membacakan cerita pada anak-anaknya bukanlah sebagai sarana untuk menidurkan mereka semata, tetapi ada nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui keteladanan para tokoh dalam cerita.
Sesungguhnya karya sastra, khususnya prosa memiliki kemampuan dapat mempengaruhi perasaan penikmatnya. Sastra dapat memberikan pengaruh yang amat besar terhadap  cara orang berfikir mengenai hidup, mengenai baik dan buruk, mengenai benar dan salah, mengenai cara hidupnya sendiri serta bangsanya. Hal itu tidak mengherankan karena karya sastra lahir sebagai perwujudan gejolak nurani sastrawan dalam berhadapan dengan hidup dan kehidupan ini.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari prosa?
2.      Apa saja jenis-jenis dari prosa?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari prosa.
2.      Mengetahui jenis-jenis dari prosa.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prosa
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku kata dalam setiap baris serta tidak terikat  oleh irama dan rimanya seperti dalam puisi.
Prosa berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa latin yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasnya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat serta berbagai jenis media lainnya.

2.2  Jenis – jenis Prosa
Berdasarkan zamannya prosa dibagi menjadi dua yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Sedangkan prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh budaya Barat sehingga bentuknya dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
a.      Prosa Lama
Pada mulanya prosa lama disampaikan secara lisan karena belum dikenalnya bentuk tulis. Dikenal bentuk tulis setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Melayu mengenal tulisan. Sejak itulah sastra tulis mulai dikenal. Prosa lama memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.      Statis
Kalu kita baca sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Si Miskin, Hikayat Bangsawan, dan prosa lama yang lain, bentuknya selalu sama, pola-pola kalimatnya sama, malahan banyak kalimat dan ungkapannya sama betul, tema ceritanya pun sama.
2.      Diferensiasi sedikit
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena hubungan beberapa unsur kuat sekali.
3.      Tradisional
Prosa lama memiliki pola-pola bentuk yang dijadikan transisi. Kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang sama terdapat dalam cerita-cerita yang berlainan, bahkan di dalam satu cerita juga sering diulang-ulang.
4.      Terbentuk olah masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyrakat.
Kebanyakan hasil sastra dalam kesustraan lama tidak diketahui siapa pengarangnya. Kalau dicantumkan suatu nama, itu hanya penyadur dan bukan nama pengarang yang sebenarnya. Sebab cerita lam itu hidup di tengah-tengah masyarakat yang diceriatakan secara turun temurun.
5.      Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun
Sejarah menurut pengertian lama adalah karangan tentang asal usul raja dan kaum bangsawan dan kejadian-kejadian yang penting, tanpa memperhatikan perurutan waktu dan kejadian-kejadiannya (tidak kronologis). Nama-nama tempat terjadinya peristiwa juga tidak jelas.
6.      Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional.
Misalnya ;
·         Banyak memakai kata penghubung yang menyatakan urutan peristiwa, misalnya : harta, syahdan, maka, arkian, sebermula, dan lalu.
·         Banyak memakai bentuk yang tetap sehingga terdapat banyak pengulangan kata, misalnya : Kata sahibul hikayat , ada sebuah negeri di tanah Andalas Palembang namanya, Demang Lebar Daun nama rajanya, asalnya daripada anak cucu Raja Sulan, Muara Tatang nama sungainya. ( dari  sejarah melayu).
·         Banyak memakai bentuk partikel pun dan lah.
·         Banyak memakai kalimat inversi, misalnya: Syahdan maka bertemulah rakyak Siam dengan rakyat Keling, lalu berperang. Lalu diceritakanlah segala kelakuan tuan putri dengan nahkoda itu.
Di memiliki ciri-ciri, prosa lama juga memiliki bentuk – bentuk, yaitu :
1.      Bidal
Bidal adalah cara berbicara dengan menggunakan bahasa kias. Bidal terdiri dari beberapa macam, diantaranya :
a.       Pepatah
Pepatah adalah suatu peribahasa yang menggunakan bahasa kias dengan maksud mematahkan ungkapan orang lain atau untuk menasehai orang lain.
Contoh : - Malu bertanya sesat di jalan.
-  Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.
b.      Tamsil
Tamsil (ibarat) adalah suatu peribahasa yang berusaha memberikan penjelasan dengan perumpamaan dengan maksud menyindir, menasehati, atau memperingatkan seseorang dari susuatu yang dianggap tidak benar.
Contoh : - Tua – tua keladi, makin tua makin jadi.
-  Keras – keras kersik, kena air lembut juga.

c.       Kiasan
Ungkapan tertentu untuk menyampaikan maksud yang sebenarnya kepada seseorang, karena sifat, karakter, atau keadaan tubuh yang dimilikinya. Kata-kata sebutan yang digunakan dengan cara tersebut dinamakan bahasa kiasan.
Contoh : - Makan tangan = memperoleh keuntungan besar.
-  Buah hati = anak.
d.      Perumpamaan
Perumpamaan adalah sebuah peribahasa yang digunakan seseorang dengan cara membandingkan suatu keadaan atau tingkah laku seseorang dengan keadaan alam, benda, atau seperti makhluk alam semesta.
Contoh : - Seperti anjing makan tulang.
-  Seperti durian dengan mentimun.
e.       Pemeo
Pemeo adalah suatu peribahasa yang digunakan untuk berolok-olok,menyindir atau mengejek seseorang atau suatu keadaan.
Contoh : - Ladang Padang, orang Betawi : maksudnya berlagak seperti orang Padang padahal dia orang Betawi atau orang Betawi yang berlagak kepadang-padangan.
-  Bual anak Deli : maksudnya membual seperti membual daerah Deli yang terus menerus, namun isinya tidak bermakna.
2.      Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab, yaitu bentuk lama yang berisikan cerita kehidupan para dewa-dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat, kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah.
Contoh : Hikayat Hang Tuah, Kabayan, Si Pitung, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Sang Boma, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
3.      Sejarah atau Tambo
Sejarah disebut juga Tambo, berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata sajaratun yang berarti pohon. Sejarah adalah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta.
Tambo atau cerita sejarah, kadang tidak sepenuhnya kebenaran, karena dicampurkan dengan hal-hal yang tidak masuk akal atau dongeng. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh : Sejarah karya datuk Bendara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612, Tambo Bengkahulu, Silsilah Raja Bugis (Raja Ali Haji).
4.      Dongeng
Bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang bersifat khayalan dari pengarangnya. Jadi dongeng bukan merupakan cerita yang benar-benar terjadi. Fungsi dongeng hanyalah sebagai penghibur hati saja atau pelipur lara. Ituah sebabnya dongeng disebut juga cerita pelipur lara. Bentuk-bentuk dongeng :
a.    Mite (Mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan keprcayaan terhadap sesuatu benda atau hal gaib, alam gaib atau yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib, seperti dewa, peri ataupun Tuhan.Contoh – contoh sastra lama yang termasuk jenis mitos adalah : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang terjadinya padi, Harimau Jadi-jadian, Dongeng Abu Nawas, Dewi Sinta yang diculik Rahwana, Mahabharata, Ramayana, Hikayat Illias dan Odyes yang karangan Homerus dan lain-lain.
b.    Sage, adalah cerita lama yang di dalamnya mengandung unsur sejarah atau yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan tentang kepahlawanan, keperkasaan, kesaktian, keberanian, dan keajaiban para raja, pangeran atau tokoh-toko tertentu. Beberapa contoh sage adalah : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, Kesaktian Hang Tuah, Lutung Kasarung, Damarwulan, Angling Darma, Dongeng Kesaktian dan Keperkasan Patih Gajah Mada, dll.
c.    Fabel, adalah dongeng tentang binatang yang bisa berbicara dan bertingkah laku seperti manusia, sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang).Contoh : si Kancil yang Cerdik, Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikaya Peladuk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Buaya dan Kera, Burung Gagak dan Serigala, Anjing yang Loba, Burung Bangau dengan Ketam, Siput dengan Burung Centawi, dongeng Perlombaan Kancil dan Siput.
d.   Legenda, adalah dongeng atau cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah, tentang suatu kejadian alam, asal-usul suatu benda, atau kejadian di suatu tempat atau daerah. Contoh : cerita tentang Tangkuban Perahu, dongeng Malinkundang, Legenda Banyuwangi, dongeng terjadinya kota Bandung, Nyai Roro Kidul.
e.    Penggeli Hati (Dongeng Jenaka)
Penggeli hati adalah cerita komedi yang berkembang dalam suatu masyarakat atau cerita tentang tingkah laku oarng bodoh, malas, atau cerdik dan masing-masing dilukiskan dengna humor. Contoh : si Kabayan, Pak Pandir, Cerita Lebai Malang, Joko Kendil, Pak Belalang, Abu Nawas, dll.
f.     Cerita Perumpamaan, adalah dongeng yang mengandung kiasan atau ibarat yang berisi nasihat dan bersifat mendidik. Misalnya, orang yang pelit akan dinasehati dengan cerita Haji Bakhil atau Haji Pelit Yang Sombong akan dinasehati dengan cerita Fir’aun.
g.    Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Mahabarat, Bhagawagita, dll.
5.      Kisah, adalah karaya sastra lama yang berisikan cerita tentang, cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh kisah dalam karya sastra lama, antara lain :
a.       Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan
b.      Kisah Abdulaah ke Jeddah.
6.      Cerita berbingkai, adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi, yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya.  Cerita dalam cerita itu disebut cerita sisipan. Kadang kala cerita sisipan itu di dalamnya ada pula cerita. Sehingga cerita berbingkai ini menjadi cerita yang bersusun. Cerita berbingkai biasanya bertemakan pendidikan akhlak, agar manusia tidak berbuat jahat atau lalim terhadap sesamnya. Contoh : Seribu Satu Malam, Hikayat Kalilah dan Daminah, Hikayat Bayan Budiman.
7.      Cerita – cerita Panji, disebut juga hikayat yang berasal dari kesusastraan Jawa yang berkisah tentang 4 kerajaan di pulau Jawa yaitu: kerajaan  Jenggala, Kediri, Ngurawan dan Singosari. Contoh : Hikayat Panji Semirang dan Hikayat Dalang Indra Kusumah.

  b.Prosa Baru
Untuk prosa baru saya akan jelaskan secara singkat saja mengenai ciri cirinya berikut ini :
  • Rakyat sentris (keadaan masyarakat)
  • Dinamis(bisa diubah)
  • Dipengaruhi sastra Inggris dan Belanda
  • Adanya pengarang
Prosa baru juga memiliki bentuk-bentuk seperti pada prosa lama, yaitu :
1.      Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut :
  • Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
  • Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
  • Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
  • Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
  • Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
2.      Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.



3.      Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
4.      Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.
5.      Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
Jenis – jenis kritik
1)   Kritik objektif adalah sebuah kritik yang menafsirkan karya sastra dengan melihat kelebihan dan keburukan karya sastra berdasarkan unsur-unsur dalam karya sastra.
Beberapa karya sastra yang tergolog bentuk ini, antara lain :
a.    Pengarang-pengarang Wanita Indonesia
Penulis  : Th. Sri Rahayu Prihatmi
Penerbit : PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1997
Tebal Buku: 93 halaman
b.   Perkembangan Puisi Indonesia dan Melayu Modern
Penulis        : Umar Junus
Penerbit       : Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1981 (Edisi    Indonesia)
Tebal Buku: 317 halaman

2)      Kriktik Ekspresif adalah sebuah kritik yang menafsirkan karya sastra berdasarkan latar belakang pengarangnya. Beberapa karya yang tergolong dalam bentuk ini, antara lain :
a.         Chairil Anwar Sebuah Pertemuan
Penulis      : Arief Budiman
Penerbit    : PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1980
Tebal Buku: 71 halaman
b.      W.S Rendra Penyair dan Imajinasinya
Penulis      : Anton Y.Lake
Penerbit    : Nusa Indah, Ende (Flores), 1973
Tebal Buku: 131 halaman
3)      Kritik Mimetik adalah sebuah kritik yang menafsirkan karya sastra sebagai pencerminan masyarakat.
a.    Novel Populer Indonesia
Penulis      : Jakob Sumardjo
Penerbit    : CV Nur Cahya, Yogyakarta, 1982
Tebal Buku: 175 halaman
b. Novel Satra Indonesia Sebelum Perang
Penulis      :Sapardi Joko Damono
Penerbit    :Pusat Pembinaan dan Pengembangan    Bahasa, Jakarta 1979
Tebal Buku: 76 halaman  
6.      Resensi
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.Menulis resensi dianggap keterampilan yang paling mudah dibandingkan esai, kritik, dan menulisn fiksi karena adanya objek langsung berupa buku, drama atau film yang menjadi bahan untuk dinilai.
c.       Resensi Buku
Peresensi  buku harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.      Judul Resensi
2.      Identitas Buku, terdiri atas:
a.       Judul Buku
b.      Pengarang
c.       Penerbit dan Tahun Terbit
d.      Tebal Buku
e.       Harga
3.      Mengulas tentang Kelebihan dan kelemahan buku
4.      Menjelaskan tentang layak atau tidaknnya buku tersebut dibaca, diketahui isinya bahkan dimiliki oleh pembaca.
5.      Bertindak objektif, menghindari sikap subjektif sehingga tidak memihak.
d.       Resensi Drama (yang dipentaskan) atau Film
Yang harus diperhatikan dalam merensi drama atau film adalah :
1.      Judul Resensi
2.      Identitas drama atau film, terdiri atas:
a.       Judul drama atau film
b.      Sutradara
c.       Produser
d.      Produksi dan Tahun
e.       Pemeran utama
3.      Mengemukakan baik atau buruknya drama atau film, berkaitan dengan :
a.       Karakter Aktor dan Aktris
b.      Jalan cerita
c.       Tata Lampu (Lighting)
d.      Kostum Para Pemain
e.       Tata Musik
f.       Tema dan Pesan Drama atau Film
4.      Memberikan penjelasan tenang layak atau tidaknya drama atau film untuk ditonton.
5.      Bertindak objektif, menghindari sikap subjektif sehingga tidak memihak, sebagai upaya mempromosikan drama atau film. Sebaliknya, menjelek-jelekkan tanpa disertai bukti dan data yang kuat sehingga mengurangi minat penonton.
7.      Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi. dan tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
1.    Pengertian Prosa
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku kata dalam setiap baris serta tidak terikat oleh irama dan rimanya seperti dalam puisi.
2.    Jenis – jenis Prosa
a.    Prosa lama
ü Bidal
ü Hikayat
ü Sejatrah atau tambo
ü Dongeng
ü Kisah
ü Cerita berbingkai
ü Cerita-cerita panji
b.    Prosa baru
ü Roman
ü Novel
ü Cerepen
ü Riwayat
ü Kritik
ü Resensi
ü Esai
3.1  Saran
Sebaiknya dalam pembuatan makalah terlebih dahulu mencari berbagai sumber, baik sumber yang berasal dari buku maupun berasal dari internet. Sehingga data yang tersaji lebih akurat dan aktual untuk dipublikasikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar