BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecerdasan merupakan salah satu
anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah
satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan
kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan
kualitas hidupnya melalui pendidikan. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki
oleh individu akan diubah menjadi kompetensi.
Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individuSetiap manusia diberi kecerdasan yang berbeda-beda,dan mereka mengembangkan kecerdasan tersebut dengan beragam cara seperti halnya, Erwin gutawa adalah pemusik jenius, seorang komposer sekaligus symphonies yang menjadi salah satu contoh pemilik kecerdasan musikal. Sedangkan adalah salah satu ilmuwan dunia yang memiliki kecerdasan logika dan matematika. Apakah einstein lebih cerdas dibanding erwin gutawa? Jika ditilik dari teori multiple inteligensia, Einstein dan Erwin sama-sama cerdas namun berbeda bidang. namun pada kenyataannya banyak sekolah yang hanya menekankan pada kemampuan logika matematika dan bahasa saja, hingga perlu diadakan revisi mengenai kekeliruan jika pada setiap kenaikan kelas prestasi anak didik hanya di ukur dari kecerdasan matematika dan bahasa. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai teori multiple intelligences yang mencakup 9 kecerdasan pada manusia, dimana antara individu yang satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang berbeda dan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Yang bertujuan agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik. Dan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan dan bakatnya secara mendalam.
Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individuSetiap manusia diberi kecerdasan yang berbeda-beda,dan mereka mengembangkan kecerdasan tersebut dengan beragam cara seperti halnya, Erwin gutawa adalah pemusik jenius, seorang komposer sekaligus symphonies yang menjadi salah satu contoh pemilik kecerdasan musikal. Sedangkan adalah salah satu ilmuwan dunia yang memiliki kecerdasan logika dan matematika. Apakah einstein lebih cerdas dibanding erwin gutawa? Jika ditilik dari teori multiple inteligensia, Einstein dan Erwin sama-sama cerdas namun berbeda bidang. namun pada kenyataannya banyak sekolah yang hanya menekankan pada kemampuan logika matematika dan bahasa saja, hingga perlu diadakan revisi mengenai kekeliruan jika pada setiap kenaikan kelas prestasi anak didik hanya di ukur dari kecerdasan matematika dan bahasa. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai teori multiple intelligences yang mencakup 9 kecerdasan pada manusia, dimana antara individu yang satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang berbeda dan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Yang bertujuan agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik. Dan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan dan bakatnya secara mendalam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari Teori Multiple Intelligences?
2. Apa
saja sembilan kecerdasan multiple intelligences?
3. Bagaimanakah
strategi pembelajaran multiple intelligences?
4. Bagaimana
cara mengimplikasikan Teori Multiple Intelligences?
5 . Bagaimana peran guru dalam
menerapkan Teori Multiple Intelligences?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
dan memahami pengertian dari Teori Multiple Intelligences.
2. Mengetahui
sembilan kecerdasan multiple intelligences.
3. Memahami
tentang strategi pembelajaran multiple intelligences.
4. Mengetahui
penerapan teori multiple intelligences.
5. Mengetahui peran guru dalam
Teori Multiple Intelligences.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TEORI
MULTIPLE INTELLIGENCES
Kecerdasan merupakan kemampuan untuk
menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu
seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang
diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nila IQ, gelar
perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.Kecerdasan merupakan potensi yang
dimiliki seseorang yang dapat di aktifkan melalui proses belajar interaksi
dengan keluarga, guru,teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang.kecerdasan
mengandung 2 aspek pokok yaitu kemampuan belajar dari pengalaman dan
beradaptasi dengan lingkungan.
Teori multiple intelligences atau
kecerdasan ganda ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner seorang
profesor pendidikan dari Harvard University, Amerika Serikat. Menurut
Gardner, intelegensi adalah kemampuan untuk memecahan persoalan dan
menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi
yang nyata. Meskipun demikian, Gardner menyatakan bahwa jumlah tersebut bisa
lebih atau kurang, tapi jelas bukan hanya satu kapasitas metal. Pertanyaan
tentang kenapa individu memilih berada dalan peran-peran yang berbeda (ahli
fisika,petani, penari), memerlukan kerja berbagai kecerdasan sebagai suatu kombinasi,
dalam penjelasannya
Howard Gardner (1993) menegaskan bahwa
skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki banyak keterbatasan
sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan
seseorang.
B. SEMBILAN
KECERDASAN MULTIPLE INTELLIGENCES
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang
meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa,
kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.
Secara rinci masing-masing kecerdasaan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1. Kecerdasan Matematika-Logika
Kecerdasan matematika (logika)
menunjukkan kemampuan seseorang dalam berpikir menurut aturan logika, memahami
dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan
kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan matematika (logika) tinggi
cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat
terjadinya sesuatu.Ia menyenangi berpikir secara konseptual, misalnya menyusun
hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang
dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai aktivitas berhitung
dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila
kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari
jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut.
2. Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan bahasa menunjukkan kemampuan
seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun
lisan, Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai
dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu
bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata
mutiara, dan sebagainya.Peserta didik seperti ini juga cenderung memiliki daya
ingat yang kuat, misalnya terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru,
maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar
dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa
baru, peserta didik ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan peserta didik lainnya.
3. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal yaitu kemampuan
seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di
sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama.Peserta didik jenis
ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah
melalui senandung yang dilagukannya sendiri, mendengarkan musik, radio,
pertunjukan orkestra, atau alat musik dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih
mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan
dengan musik.
4. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual-spasial menunjukkan
kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek
dan ruang. Peserta didik ini memiliki kemampuan, misalnya, untuk menciptakan
imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan
bentuk-bentuk tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi
pemahat patung atau arsitek suatu bangunan.Kemampuan membayangkan suatu bentuk
nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini
adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial ini. Peserta
didik demikian akan unggul, misalnya dalam permainan mencari jejak pada suatu
kegiatan di kepramukaan.
5. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik menunjukkan
kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh
tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.Hal ini dapat
dijumpai pada peserta didik yang unggul pada salah satu cabang olahraga,
seperti bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, dan sebagainya, atau bisa pula
dijumpai pada peserta didik yang pandai menari, terampil bermain akrobat, atau
unggul dalam bermain sulap.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal menunjukkan
kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung
untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi
dengan lingkungan di sekelilingnya.Kecerdasan semacam ini juga sering disebut
sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin persahabatan
yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin,
mengorganisir, menangani perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari
peserta didik yang lain, dan sebagainya.
Kecerdasan intrapersonal yaitu
kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung
mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya
sendiri. Dan dapat membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan
menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis menunjukkan
kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada
di lingkungan alam yang terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam, atau
hutan.Peserta didik dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi
lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka
macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya.
9. Kecerdasan Eksistensi (existence
intelegences)
Pada tahun 1999 Gardner mengembangkan
satu kecerdasan, dimana kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu cenderung
mempertanyakan segala sesuatu tentang keberdaan manusia, arti kehidupan,
mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya. Pada intinya
kecerdasan ini adalah kemampuanmengenai kepekaan dan kemampuan untuk menjawab
persoalan eksistensi manusia.
Kecerdasan tidak terbatas pada
kecerdasan intelektual yang diukur dengan menggunakan beberapa tes inteligensi yang
sempit saja, atau sekadar melihat prestasi yang ditampilkan seorang peserta
didik melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka, tetapi kecerdasan
juga menggambarkan kemampuan peserta didik pada bidang seni, spasial,
olah-raga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.
C. STRATEGI
PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES
Strategi pembelajaran multiple
intellegences yaitu upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh
setiap peserta didik kita untuk mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh
sebuah kurikulum. Dengan strategi pembelajaran multiple intelligences guru
dapat mengembangkan kecerdasan yang dimiliki setiap siswa,karena setiap
individu mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda.guru tidak dapat memaksakan
siswa mahir atau pintar dalam bidang matematika kalau siswa itu tidak berbakat
dalam bidang matematika,namun sebaliknya guru dapat mengembangkan kemampuan
siswa kalau siswa tersebut mempunyai bakat dalam bidang matematika.
Strategi pembelajaran multiple
intelligences dapat dilakukan dengan cara :
1. Linguistik
Bercerita, Menulis kembali, Merekam dengan tape recorder, Brainstorming, Membuat jurnal/majalah, Publikasi, Reciprocal learning
2. Matematis-logis
Berhitung/Kalkulasi, Klasifikasi/kategoris, Membuat analogi, Penalaran Ilmiah, Pembelajaran Penemuan
3. Ruang-Visual
Visualisasi, Sketsa Gagasan, Metafora Gambar, Simbol Grafis, Study tour, Mengadakan ekperimen, Menonton Film
4. Kinestik-Badani
Demonstrasi, Teater, drama, Pentas Seni
5. Musikal
Menyanyi, Mencipta lagu
6. Interpersonal
Diskusi/sharing, Kerja kelompok, Pembelajaran berbasis masalah, Proyek, Simulasi, Pembelajaran Kooperatif
7. Intrapersonal
Refleksi/berfikir
sejenak, Membaca
senyap
8. Lingkungan
Observasi
lingkungan, Study
tour/karya wisata
9. Eksistensial
Refleksi/perenungan
Berikut contoh srategi dalam teori
pembelajaran multiple intelligences :
Matematika: Geometri, Keliling
Lingkaran
Tujuan : menentukan besarnya keliling
lingkaran
Alat : tali
panjang
Inteligensi yang ditekankan:
kinestetik-badani, matematis-logis, linguistik, interpersonal, intrapersonal
Cara :
gambar
A
gambar B
1) Siswa
diminta membuat lingkaran dengan tali yang panjang (lihat gambar A).
2) Siswa
diminta untuk berdiri tepat mengelilingi lingkaran. Mereka diminta menghitung
ada be-rapa orang yang tepat berdiri di sekeliling lingkaran itu (gambar A,
kinestetik-badani).
3) Siswa
diminta untuk menarik garis tengah lingkaran, dan menghitung berapa orang
tepat dapat berdiri untuk mengisi garis tengah tersebut (gambar B,
kinestetik-badani).
4) Siswa
diminta mendiskusikan hubungan antara jumlah siswa yang berdiri di garis tengah
dan yang berdiri sepanjang lingkaran, serta bagai-mana cara menghitungnya
(matematis-logis dan interpersonal).
5) Cari rumusan
keliling lingkaran dengan garis tengah tadi dalam diskusi (interpersonal dan
matematis-logis).
6) Siswa
diminta merefleksikan apa yang diper-olehnya dari diskusi tersebut
(intrapersonal).
7) Kemudian,
diminta menuliskan dalam kertas apa yang mereka temukan dalam pelajaran itu
(linguistik).
Bila dirangkumkan dalam tabel menjadi
seperti berikut.
Topik
|
Inteligensi
|
Bentuk pembelajaran
|
Keliling lingkaran
|
Kinestetik-badani
|
Berdiri mengelilingi lingkaran/garis
tengah
|
Interpersonal
|
Diskusi hubungan antara keliling dan
garis tengah
|
|
Matematis-logis
|
Merumuskan rumus keliling lingkaran
|
|
Kinestetik-badani
|
Kerja tangan, menyusun kelompok benda
|
|
Intrapersonal
|
Refleksi kegunaan
|
|
Linguistik
|
Menuliskan hasil refleksi
|
Catatan: Guru membantu dalam
merangkum rumusan yang ditemukan siswa sehingga mendekati rumusan yang tepat
secara matematis.
IPA, Biologi: Sifat-Sifat Kehidupan
Tujuan : mengerti dan memahami
sifat-sifat benda hidup
Alat : kertas,
pensil, beberapa binatang hidup yang berbeda spesiesnya
Inteligensi yang ditekankan:
lingkungan, matematis-logis, ruang-visual, interpersonal, intrapersonal,
musikal, linguistik, eksistensial, kinestetik-badani
Cara :
1. Dalam
kelompok siswa mengamati dan men-catat sifat-sifat binatang hidup yang
diamatinya (lingkungan, ruang-visual).
2. Setiap
siswa menjelaskan sifat-sifat itu kepada teman lain (interpersonal dan
linguistik).
3. Dalam
suatu matriks, sifat-sifat yang sama dan berbeda dikelompokkan
(matematis-logis).
4. Siswa
diminta memperagakan sifat-sifat yang sama dalam bentuk gerak atau tari
(kinestetik-badani).
5. Siswa
menciptakan suatu lagu yang menggam-barkan atau berisi sifat-sifat binatang
atau benda hidup yang ditemukan (musikal).
6. Siswa
diminta berefleksi: apa artinya sifat itu bagiku, karena aku juga hidup.
Bagaimana perasaanku bila sifat itu tidak ada padaku? (intrapersonal).
7. Mengapa
benda-benda itu hidup, apa Tujuannya? (eksistensial)
Bila Dirangkum dalam table menjadi
Seperti berikut;
Topik
|
Inteligensi
|
Bentuk pembelajaran
|
Sifat Benda Hidup
|
Lingkungan
|
Meneliti sifat-sifat benda hidup
|
Ruang-visual
|
Melihat benda-benda hidup
|
|
Linguistik
|
Menjelaskan sifat-sifat pada teman
|
|
Matematis-logis
|
Membuat tabel dan memasuk-kan sifat
|
|
Kinestetik-badani
|
Memperagakan gerak
|
|
Musikal
|
Membuat lagu sifat hidup
|
|
Intrapersonal
|
Refleksi gunanya bagi kita
|
|
Interpersonal
|
Kerja kelompok
|
|
Eksistensial
|
Apa gunanya hidup?
|
IPS: Demokrasi
Tujuan : menyadari arti pemerintahan
yang demokratis sehingga dapat hidup lebih demokratis bersama orang lain
Alat : tulisan
tentang pimpinan yang autoriter (dapat dari koran, buku, buat kasus sendiri),
kertas, alat tulis
Inteligensi yang ditekankan:
linguistik, interpersonal, intrapersonal, matematis-logis, ruang-visual,
musikal, kinestetik-badani, eksistensial.
Cara :
1. Setiap
siswa membaca kasus pimpinan yang autoriter, penindas rakyat, yang telah
disiapkan. Menurut mereka siapakah yang benar dan tidak, dan menuliskan
gagasannya pada selembar kertas (linguistik).
2. Dalam
kelompok saling mendiskusikan apa yang tidak benar dari pimpinan itu dan bagaimana
seharusnya sikap terhadap rakyat. Juga membahas bagaimana seharusnya sikap
rakyat secara demokratis di zaman sekarang ini (interpersonal dan
matematis-logis).
3. Dalam
kelompok memperagakan, dengan gerak dan lagu, situasi nondemokratis di
masyarakat yang mereka alami (kinestetik-badani, musikal, linguistik).
4. Merefleksikan
sendiri, apa makna sikap demokrasi bagi mereka masing-masing (intrapersonal).
5. Sebagai
pekerjaan rumah, siswa diminta untuk mencari contoh pengalaman situasi yang
tidak demokratis di lingkungannya; dan menuliskan-nya pada majalah dinding
(ruang-visual dan linguistik).
6. Bertanya:
mengapa diktator itu ada? (eksistensial).
Topik
|
Inteligensi
|
Bentuk pembelajaran
|
Demokrasi
|
Linguistik
|
Membaca kisah, menulis
|
Interpersonal
|
Diskusi bersama
|
|
Matematis-logis
|
Berpikir rasional dalam diskusi
|
|
Kinestetik-badani
|
Memperagakan dalam gerak
|
|
Musikal
|
Memperagakan dalam lagu
|
|
Intrapersonal
|
Refleksi bagi diri sendiri
|
|
Ruang-visual
|
Melihat masyarakat
|
|
Eksistensial
|
Mengapa Ada?
|
Bahasa: Sifat Tokoh dalam Novel
Tujuan : memahami sifat tokoh-tokoh
dalam suatu novel
Alat : buku
novel yang ingin dipelajari
Inteligensi yang digunakan:
interpersonal, linguistik, ruang-visual, musikal, kinestetik-badani,
intrapersonal, eksistensial.
Cara :
1. Siswa
diminta membaca novel dan menuliskan sifat-sifat tokohnya (linguistik).
2. Dalam
kelompok kecil siswa mendiskusikan bersama sifat-sifat yang mereka temukan, apa
arti dan maknanya (interpersonal).
3. Setiap
kelompok memperagakan sifat-sifat yang telah ditemukan dan
mendiskusikannya di depan kelas (kinestetik-badani).
4. Mereka
dapat juga menyajikan dalam lagu yang sesuai (musikal).
5. Sifat-sifat
itu disimbolkan dalam berbagai warna (ruang-visual).
6.
Mereka merefleksikan apa makna semua itu dan gunanya bagi hidupnya sendiri
(intrapersonal).
7.
Bagaimana peran Tokoh-tokoh itu terhadap kelestarian lingkungan (Eksistensial)
Topik
|
Intelegensi
|
Bentuk pembelajaran
|
Sifat tokoh novel
|
Linguistik
|
Membaca
|
Interpersonal
|
Diskusi tentang sifat-sifat tokoh
|
|
Kinestetik-badani
|
Peragaan
|
|
Musik
|
Membuat lagu
|
|
Intrapersonal
|
Refleksi tentang makna
|
|
Ruang-visual
|
Sifat disimbolkan dengan warna
|
|
Eksistensial
|
Mengamati peran tokoh terhadap
lingkungan
|
Teori multiple intellegnces bukan saja
merupakan konsep kecerdasan yang ada pada diri masing-masing individu, tetapi
juga merupakan strategi pembelajaran yang ampuh untuk menjadikan siswa keluar
sebagai juara pada jenis kecerdasan tertentu.
Amstrong (2002) seorang pakar di bidang
Multiple Intelligences mengatakan, bahwa dengan teori kecerdasan majemuk
memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif
baru dalam dunia pendidikan.
D. IMPLIKASI TEORI MULTIPLE
INTELLIGENCES
1. pembelajaran di tujukan untuk
Memberdayakan semua jenis kecerdasan pada setiap mata pelajaran.
2. pembelajaran dilakukan untuk Mengoptimalkan
pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada
masing-masing siswa.
3. pembelajaran dilakukan untuk
mengembangkan serta memperhatikan aspek kecerdasan ganda yang dimiliki oleh
peserta didik.
4. penggunaan metode ,strategi dan
model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif berdasarkan beragam kecerdasan
yang dimiliki oleh peserta didik.
E. PERAN
GURU DALAM TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES
1. Guru
perlu mengerti intelligentsia siswa-siswanya (makanya guru perlu mampu
melakukan MIS, Multiple Intelligences Survei).
2. Guru
perlu mengembangkan model mengajar dengan berbagai kecerdasan, bukan hanya
kecerdasan yang menonjol pada dirinya. Tetapi perlu sedikit usaha guru
untuk mampu belajar dengan keluar dari gaya belajarnya. Keuntungannya apabila
guru mau melakukan itu adalah dua sisi, sisi pertama jelas pada para siswa,
sisi kedua, guru itu sendiri mampu memantik kecerdasan dia lainnya, dan ini
akan jadi pengalaman yang sangat menarik dan mengasyikan.
3. Guru
perlu mengajar dengan intelegensi siswa, bukan dengan intelegensinya yang
berbeda dengan intelligensi siswa.
4. Dalam
mengevaluasi kemajuan siswa, guru perlu menggunakan berbagai model yang cocok dengan
intelegensi ganda, bukan hanya dengan paper and test.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di
simpulkan bahwa ada sembilan kecerdasan (multiple intelegences) yang berbeda,
dimana kecerdasan yang dimiliki setiap individu pun berbeda-beda, dan setiap
guru harusnya mengembangkan kecerdasan tersebut sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Strategi pembelajaran, implikasi serta peran guru pun juga perlu
di perhatikan dalam mengembangkan kecerdasan peserta didik yang berbeda-beda.
3.2 Saran
Sebaiknya pembaca selain mengetahui
juga harus memahami teori pembelajaran multiple intelegences serta dapat
mengaplikasikan strategi-strategi yang ada sesuai dengan peran guru dalam teori
multiple intelegences pada saat melakukan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://meilina-jasmine.blogspot.com/2011/12/aplikasi-teknologi-pendidikan-dalam.html
http://mynamemirza.wordpress.com/2012/06/09/teori-kecerdasan-ganda-multiple-intelligence-dan-penerapannya/
http://ebookbrowse.com/penerapan-strategi-pembelajaran-berbasis-multiple-intelligence-p
http://www.yapibangil.org/data/Belajar%20Dengan%20Multiple%20Intelligences%20Howard%20Gardner.doc
ada-aud-pdf-d348912201
Tidak ada komentar:
Posting Komentar