Isnani Rosyianti

Yang dengan sejuta impian, ingin mewarnai dunia dengan penuh semangat dan tak kenal lelah...

Yang ingin menjadi insan bermanfaat dimanapun ia berada...

Just Keep ur spirit...

do the best and be ur self ^.^

Senin, 13 Oktober 2014

Makalah Multiple Intelligences


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui pendidikan. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi.
Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Salah satu karakteristik  penting dari individu yang perlu difahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individuSetiap manusia diberi kecerdasan yang berbeda-beda,dan mereka mengembangkan kecerdasan tersebut dengan beragam cara seperti halnya, Erwin gutawa  adalah pemusik jenius, seorang komposer sekaligus symphonies yang menjadi salah satu contoh pemilik kecerdasan musikal.  Sedangkan  adalah salah satu ilmuwan dunia yang memiliki kecerdasan logika dan matematika.  Apakah einstein lebih cerdas dibanding erwin gutawa? Jika ditilik dari teori multiple inteligensia, Einstein dan Erwin sama-sama cerdas namun berbeda bidang. namun pada kenyataannya banyak sekolah yang hanya menekankan pada kemampuan logika matematika dan bahasa saja, hingga perlu diadakan revisi mengenai kekeliruan jika pada setiap kenaikan kelas prestasi anak didik hanya di ukur dari kecerdasan matematika dan bahasa. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai teori multiple intelligences yang mencakup 9 kecerdasan pada manusia, dimana antara individu yang satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang berbeda dan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Yang  bertujuan agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik. Dan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan dan bakatnya secara mendalam.
1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari Teori Multiple Intelligences?
2.      Apa saja sembilan kecerdasan multiple intelligences?
3.      Bagaimanakah strategi pembelajaran multiple intelligences?
4.       Bagaimana cara mengimplikasikan Teori Multiple Intelligences?
5 . Bagaimana peran guru dalam menerapkan Teori Multiple Intelligences?
1.3 Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami pengertian dari Teori Multiple Intelligences.
2.      Mengetahui sembilan kecerdasan multiple intelligences.
3.      Memahami tentang strategi pembelajaran multiple intelligences.
4.      Mengetahui penerapan teori multiple intelligences.
5.  Mengetahui peran guru dalam  Teori Multiple Intelligences.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES
Kecerdasan merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nila IQ, gelar perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat di aktifkan melalui proses belajar interaksi dengan keluarga, guru,teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang.kecerdasan mengandung 2 aspek pokok yaitu kemampuan belajar dari pengalaman dan beradaptasi dengan lingkungan.
Teori multiple intelligences atau kecerdasan ganda ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner seorang  profesor pendidikan dari  Harvard University, Amerika Serikat. Menurut Gardner, intelegensi adalah kemampuan untuk memecahan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Meskipun demikian, Gardner menyatakan bahwa jumlah tersebut bisa lebih atau kurang, tapi jelas bukan hanya satu kapasitas metal. Pertanyaan tentang kenapa individu memilih berada dalan peran-peran yang berbeda (ahli fisika,petani, penari), memerlukan kerja berbagai kecerdasan sebagai suatu kombinasi, dalam penjelasannya
Howard Gardner (1993) menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang.
B.      SEMBILAN KECERDASAN MULTIPLE INTELLIGENCES
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Secara rinci masing-masing kecerdasaan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1.   Kecerdasan Matematika-Logika
Kecerdasan matematika (logika) menunjukkan kemampuan seseorang dalam berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan matematika (logika) tinggi cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.Ia menyenangi berpikir secara konseptual, misalnya menyusun hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut.
2.   Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan bahasa menunjukkan kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara, dan sebagainya.Peserta didik seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang kuat, misalnya terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru, peserta didik ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik lainnya.
3.   Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama.Peserta didik jenis ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah melalui senandung yang dilagukannya sendiri, mendengarkan musik, radio, pertunjukan orkestra, atau alat musik dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik.
4.   Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual-spasial menunjukkan kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang. Peserta didik ini memiliki kemampuan, misalnya, untuk menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat patung atau arsitek suatu bangunan.Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial ini. Peserta didik demikian akan unggul, misalnya dalam permainan mencari jejak pada suatu kegiatan di kepramukaan.

5.   Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik menunjukkan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.Hal ini dapat dijumpai pada peserta didik yang unggul pada salah satu cabang olahraga, seperti bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, dan sebagainya, atau bisa pula dijumpai pada peserta didik yang pandai menari, terampil bermain akrobat, atau unggul dalam bermain sulap.
6.   Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya.Kecerdasan semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisir, menangani perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya.
7.   Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Dan dapat membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang.

8.   Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan alam yang terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan.Peserta didik dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya.
9. Kecerdasan Eksistensi (existence intelegences)
Pada tahun 1999 Gardner mengembangkan satu kecerdasan, dimana kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu cenderung mempertanyakan segala sesuatu tentang keberdaan manusia, arti kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya. Pada intinya kecerdasan ini adalah kemampuanmengenai kepekaan dan kemampuan untuk menjawab persoalan eksistensi manusia.
Kecerdasan tidak terbatas pada kecerdasan intelektual yang diukur dengan menggunakan beberapa tes inteligensi yang sempit saja, atau sekadar melihat prestasi yang ditampilkan seorang peserta didik melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka, tetapi  kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik pada bidang seni, spasial, olah-raga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.
C.     STRATEGI PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES
Strategi pembelajaran multiple intellegences yaitu upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh setiap peserta didik kita untuk mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum. Dengan strategi pembelajaran multiple intelligences guru dapat mengembangkan kecerdasan yang dimiliki setiap siswa,karena setiap individu mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda.guru tidak dapat memaksakan siswa mahir atau pintar dalam bidang matematika kalau siswa itu tidak berbakat dalam bidang matematika,namun sebaliknya guru dapat mengembangkan kemampuan siswa kalau siswa tersebut mempunyai bakat dalam bidang matematika.
Strategi pembelajaran multiple intelligences dapat dilakukan dengan cara :
1.      Linguistik
Bercerita, Menulis kembali, Merekam dengan tape recorder, Brainstorming, Membuat jurnal/majalah, Publikasi, Reciprocal learning
2.      Matematis-logis
Berhitung/Kalkulasi, Klasifikasi/kategoris, Membuat analogi, Penalaran Ilmiah, Pembelajaran Penemuan
3.      Ruang-Visual
Visualisasi, Sketsa Gagasan, Metafora Gambar, Simbol Grafis, Study tour, Mengadakan ekperimen, Menonton Film
4.      Kinestik-Badani
Demonstrasi, Teater, drama, Pentas Seni
5.      Musikal
Menyanyi, Mencipta lagu
6.      Interpersonal
Diskusi/sharing, Kerja kelompok, Pembelajaran berbasis masalah, Proyek, Simulasi, Pembelajaran Kooperatif
7.      Intrapersonal
Refleksi/berfikir sejenak, Membaca senyap
8.      Lingkungan
Observasi lingkungan, Study tour/karya wisata
9.      Eksistensial
Refleksi/perenungan
Berikut contoh srategi dalam teori pembelajaran multiple intelligences :
Matematika: Geometri, Keliling Lingkaran
Tujuan : menentukan besarnya keliling lingkaran
Alat     : tali panjang
Inteligensi yang ditekankan: kinestetik-badani, matematis-logis, linguistik, interpersonal, intrapersonal
Cara :
gambar A                            gambar B
1)     Siswa diminta membuat lingkaran dengan tali yang panjang (lihat gambar A).
2)     Siswa diminta untuk berdiri tepat mengelilingi lingkaran. Mereka diminta menghitung ada be-rapa orang yang tepat berdiri di sekeliling ling­karan itu (gambar A, kinestetik-badani).
3)     Siswa diminta untuk menarik garis tengah ling­karan, dan menghitung berapa orang tepat dapat berdiri untuk mengisi garis tengah tersebut (gambar B, kinestetik-badani).
4)     Siswa diminta mendiskusikan hubungan antara jumlah siswa yang berdiri di garis tengah dan yang berdiri sepanjang lingkaran, serta bagai-mana cara menghitungnya (matematis-logis dan interpersonal).
5)     Cari rumusan keliling lingkaran dengan garis tengah tadi dalam diskusi (interpersonal dan matematis-logis).
6)     Siswa diminta merefleksikan apa yang diper-olehnya dari diskusi tersebut (intrapersonal).
7)      Kemudian, diminta menuliskan dalam kertas apa yang mereka temukan dalam pelajaran itu (linguistik).
Bila dirangkumkan dalam tabel menjadi seperti berikut.

Topik
Inteligensi
Bentuk pembelajaran
Keliling lingkaran
Kinestetik-badani
Berdiri mengelilingi lingkaran/garis tengah

Interpersonal
Diskusi hubungan antara keliling dan garis tengah

Matematis-logis
Merumuskan rumus keliling lingkaran

Kinestetik-badani
Kerja tangan, menyusun kelompok benda

Intrapersonal
Refleksi kegunaan

Linguistik
Menuliskan hasil refleksi
Catatan:  Guru membantu dalam merangkum rumusan yang ditemukan siswa sehingga mendekati rumusan yang tepat secara matematis.

IPA, Biologi: Sifat-Sifat Kehidupan
Tujuan : mengerti dan memahami sifat-sifat benda hidup
Alat     : kertas, pensil, beberapa binatang hidup yang berbeda spesiesnya
Inteligensi yang ditekankan: lingkungan, matematis-logis, ruang-visual, interpersonal, intrapersonal, musikal, linguistik, eksistensial, kinestetik-badani
Cara    :
1.      Dalam kelompok siswa mengamati dan men-catat sifat-sifat binatang hidup yang diamatinya (lingkungan, ruang-visual).
2.      Setiap siswa menjelaskan sifat-sifat itu kepada teman lain (interpersonal dan linguistik).
3.      Dalam suatu matriks, sifat-sifat yang sama dan berbeda dikelompokkan (matematis-logis).
4.      Siswa diminta memperagakan sifat-sifat yang sama dalam bentuk gerak atau tari (kinestetik-badani).
5.      Siswa menciptakan suatu lagu yang menggam-barkan atau berisi sifat-sifat binatang atau benda hidup yang ditemukan (musikal).
6.      Siswa diminta berefleksi: apa artinya sifat itu bagiku, karena aku juga hidup. Bagaimana perasaanku bila sifat itu tidak ada padaku? (intra­personal).
7.      Mengapa benda-benda itu hidup, apa Tujuannya? (eksistensial)
Bila Dirangkum dalam table menjadi Seperti berikut;
Topik
Inteligensi
Bentuk pembelajaran
Sifat Benda Hidup
Lingkungan
Meneliti sifat-sifat benda hidup

Ruang-visual
Melihat benda-benda hidup

Linguistik
Menjelaskan sifat-sifat pada teman

Matematis-logis
Membuat tabel dan memasuk-kan sifat

Kinestetik-badani
Memperagakan gerak

Musikal
Membuat lagu sifat hidup

Intrapersonal
Refleksi gunanya bagi kita

Interpersonal
Kerja kelompok

Eksistensial
Apa gunanya hidup?
IPS: Demokrasi
Tujuan : menyadari arti pemerintahan yang demokratis sehingga dapat hidup lebih demokratis bersama orang lain
Alat     : tulisan tentang pimpinan yang autoriter (dapat dari koran, buku, buat kasus sendiri), kertas, alat tulis
Inteligensi yang ditekankan: linguistik, interpersonal, intra­personal, matematis-logis, ruang-visual, musikal, kinestetik-badani, eksistensial.
Cara    :
1.      Setiap siswa membaca kasus pimpinan yang autoriter, penindas rakyat, yang telah disiapkan. Menurut mereka siapakah yang benar dan tidak, dan menuliskan gagasannya pada selembar kertas (linguistik).
2.      Dalam kelompok saling mendiskusikan apa yang tidak benar dari pimpinan itu dan bagai­mana seharusnya sikap terhadap rakyat. Juga membahas bagaimana seharusnya sikap rakyat secara demokratis di zaman sekarang ini (inter­personal dan matematis-logis).
3.      Dalam kelompok memperagakan, dengan gerak dan lagu, situasi nondemokratis di masyarakat yang mereka alami (kinestetik-badani, musikal, linguistik).
4.      Merefleksikan sendiri, apa makna sikap demokra­si bagi mereka masing-masing (intrapersonal).
5.      Sebagai pekerjaan rumah, siswa diminta untuk mencari contoh pengalaman situasi yang tidak demokratis di lingkungannya; dan menuliskan-nya pada majalah dinding (ruang-visual dan linguistik).
6.      Bertanya: mengapa diktator itu ada? (eksistensial).
Topik
Inteligensi
Bentuk pembelajaran
Demokrasi
Linguistik
Membaca kisah, menulis

Interpersonal
Diskusi bersama

Matematis-logis
Berpikir rasional dalam diskusi

Kinestetik-badani
Memperagakan dalam gerak

Musikal
Memperagakan dalam lagu

Intrapersonal
Refleksi bagi diri sendiri

Ruang-visual
Melihat masyarakat

Eksistensial
Mengapa Ada?
Bahasa:  Sifat Tokoh dalam Novel

Tujuan : memahami sifat tokoh-tokoh dalam suatu novel
Alat     : buku novel yang ingin dipelajari
Inteligensi yang digunakan: interpersonal, linguistik, ruang-visual, musikal, kinestetik-badani, intrapersonal, eksistensial.
Cara    :
1.      Siswa diminta membaca novel dan menuliskan sifat-sifat tokohnya (linguistik).
2.      Dalam kelompok kecil siswa mendiskusikan bersama sifat-sifat yang mereka temukan, apa arti dan maknanya (interpersonal).
3.      Setiap kelompok memperagakan sifat-sifat yang telah ditemukan dan  mendiskusikannya di depan kelas (kinestetik-badani).
4.      Mereka dapat juga menyajikan dalam lagu yang sesuai (musikal).
5.      Sifat-sifat itu disimbolkan dalam berbagai warna (ruang-visual).
6.        Mereka merefleksikan apa makna semua itu dan gunanya bagi hidupnya sendiri (intrapersonal).
7.        Bagaimana peran Tokoh-tokoh itu terhadap kelestarian lingkungan (Eksistensial)
Topik           
Intelegensi
Bentuk pembelajaran
Sifat tokoh novel
Linguistik
Membaca

Interpersonal
Diskusi tentang sifat-sifat tokoh

Kinestetik-badani
Peragaan

Musik
Membuat lagu

Intrapersonal
Refleksi tentang makna

Ruang-visual
Sifat disimbolkan dengan warna

Eksistensial
Mengamati peran tokoh terhadap lingkungan


Teori multiple intellegnces bukan saja merupakan konsep kecerdasan yang ada pada diri masing-masing individu, tetapi juga merupakan strategi pembelajaran yang ampuh untuk menjadikan siswa keluar sebagai juara pada jenis kecerdasan tertentu.
Amstrong (2002) seorang pakar di bidang Multiple Intelligences mengatakan, bahwa dengan teori kecerdasan majemuk memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru dalam dunia pendidikan.
D.  IMPLIKASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES
1.  pembelajaran di tujukan untuk Memberdayakan semua jenis kecerdasan pada setiap mata pelajaran.
2. pembelajaran dilakukan untuk Mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa.
3. pembelajaran dilakukan untuk mengembangkan serta memperhatikan aspek kecerdasan ganda yang dimiliki oleh peserta didik.
4. penggunaan metode ,strategi dan model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif berdasarkan beragam kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik.
E.      PERAN GURU DALAM TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES
1.      Guru perlu mengerti intelligentsia siswa-siswanya (makanya guru perlu mampu melakukan   MIS, Multiple Intelligences Survei).
2.      Guru perlu mengembangkan model mengajar dengan berbagai kecerdasan, bukan hanya kecerdasan yang menonjol pada dirinya. Tetapi  perlu sedikit usaha guru untuk mampu belajar dengan keluar dari gaya belajarnya. Keuntungannya apabila guru mau melakukan itu adalah dua sisi, sisi pertama jelas pada para siswa, sisi kedua, guru itu sendiri mampu memantik kecerdasan dia lainnya, dan ini akan jadi pengalaman yang sangat menarik dan mengasyikan.
3.      Guru perlu mengajar dengan intelegensi siswa, bukan dengan intelegensinya yang berbeda dengan intelligensi siswa.
4.      Dalam mengevaluasi kemajuan siswa, guru perlu menggunakan berbagai model yang cocok dengan intelegensi ganda, bukan hanya dengan paper and test.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa ada sembilan kecerdasan (multiple intelegences) yang berbeda, dimana kecerdasan yang dimiliki setiap individu pun berbeda-beda, dan setiap guru harusnya mengembangkan kecerdasan tersebut sesuai dengan bidangnya masing-masing. Strategi pembelajaran, implikasi serta peran guru pun juga perlu di perhatikan dalam mengembangkan kecerdasan peserta didik yang berbeda-beda.
3.2  Saran
Sebaiknya pembaca selain mengetahui juga harus memahami teori pembelajaran multiple intelegences  serta dapat mengaplikasikan strategi-strategi yang ada sesuai dengan peran guru dalam teori multiple intelegences pada saat melakukan proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
http://meilina-jasmine.blogspot.com/2011/12/aplikasi-teknologi-pendidikan-dalam.html
http://mynamemirza.wordpress.com/2012/06/09/teori-kecerdasan-ganda-multiple-intelligence-dan-penerapannya/
http://ebookbrowse.com/penerapan-strategi-pembelajaran-berbasis-multiple-intelligence-p
http://www.yapibangil.org/data/Belajar%20Dengan%20Multiple%20Intelligences%20Howard%20Gardner.doc
ada-aud-pdf-d348912201

Tidak ada komentar:

Posting Komentar