This night, on October
26th 2014, i wanna say
“happy 4th
birthday for you, my lovely
Handphone...”
Sebagaimana
yang kita tahu, Handphone adalah telepon genggam yang membantu manusia bisa
berkomunikasi satu sama lain pada jarak yang berjauhan. Apalagi di jaman modern
seperti saat ini handphone merupakan alat komunikasi yang hampir tiap orang
memilikinya. Tidak hanya orang dewasa sebagai user, melainkan anak umur empat
tahun-an pun sudah mampu menggunakannya. Saat ini fiture yang ada didalam
handphone sudah begitu canggih. Seperti internet, video call, bahkan sekarang
HP juga mampu menampung materi-materi kuliah dalam bentuk powerpoint ataupun
makalah.
***
Yeah, dalam memperingati hari jadi handphone ku yang ke empat, kali
ini aku ingin menceritakan bagaimana perjuanganku mendapatkan HP ini. Waktu
itu, tanggal 26 Oktober 2010, tepatnya hari selasa, aku mempunyai HP untuk
pertama kali. Pada awalnya ayahku tidak menyetujui kalau aku punya HP, why he
doesn’t agree? Actually it was a big secret, but now, i wanna share with you..
so, read this story till finish, Ouwkeh ?
Setelah diadakannya perjanjian between me and my beloved father,
akhirnya terpenuhilah keinginanku itu. Apakah perjanjian tersebut ? Ketika aku
transit dari semester 1 ke semester 2 in senior high school, aku punya
perjanjian dengan ayahku bahwa ayah akan membelikanku HP jika aku bisa menjadi
bintang pelajar di sekolah. Bintang pelajar merupakan siswa yang mempunyai
nilai tertinggi satu sekolah. Juara paralel lah istilahnya. Tapi di sekolahku,
lebih sering disebut bintang pelajar. Semester satu alhamdulillah aku
mendapatkan predikat itu. Dua predikat sekaligus. Bintang kelas dan bintang
pelajar. Ibuku yang menjadi walimurid ku waktu itu “menggondol” dua tropy
sekaligus. Sungguh bahagia bisa melihat ibu tersenyum menerima dua tropi
sekaligus. Alhamdulillah, Praise be to Allah, i was very glad that time.
Setelah sampai di rumah, ayahku bilang jika semester depan aku
bisa mendapatkan bintang pelajar lagi, maka ayah akan membelikanku HP. -Padahal
nih-, aku tidak terlalu mengharapkan itu. Hanya saja jika melihat teman-teman
yang mempunyai HP dan membawanya ke sekolah, lama-lama “agak pengen“ juga.
Apalagi waktu itu “trend-trend” nya HP kamera. Aku bilang keinginanku itu ke
ayah sejak kelas satu awal. Namun ayah tetap bersikekeh tidak menyetujui
keinginanku itu. Ayah khawatir nanti aku jadi tidak fokus sekolah dan hanya
bermain-main dengan HP. Maka untuk alasan yang logis seperti itu, tiada lagi
yang bisa kuperbuat.
-Dalam hati aku setuju dengan ayah, tapi kan aku juga perlu HP, yah.....-
Setelah aku menjadi bintang pelajar semester satu, mungkin hati
ayahku luluh dan ingin memberikanku hadiah. Namun ternyata setelah ku utarakan
keinginanku itu, ayah bilang beliau akan membelikanku HP semester depan jika
aku bisa menjadi bintang pelajar lagi. Namun perlu kau tahu, bukan karena ayah
“mengiming-imingi” aku HP kemudian aku menjadi rajin belajar, namun sudah
menjadi kewajiban dan tanggung jawabku sebagai pelajar untuk aku bisa
berprestasi dan memberikan yang terbaik. (uhuk-uhuk)
Dan akhirnya, dengan semangat juang yang tinggi aku mendapatkan
predikat bintang pelajar lagi di semester 2. Alhamdulillah...Waktu itu ayahku
yang menghadiri acara walimurid haflah akhirus sanah di sekolah. Dan seperti
semester lalu, Aku tersenyum bahagia melihat ayah tersenyum diatas panggung
menerima trophy itu. Setelah acara
selesai dan ketika kami akan pulang, di parkiran lagsung saja aku “nyeletuk” ke
ayah : “HP nya jangan lupa yah..hehehe” Dan waktu itu juga ada salah satu
walimurid yang mendengar celetukanku,
spontan saja tertawa dan menimpali “ tuh, pak,, putrinya mintak hadiah HP,
belikan saja pak, sudah dapat piala gitu “ Dan ayah ku, hanya tertawa saja
mendengarnya.
Finally, perjanjian tetaplah perjanjan. Dan ayahku bukan ayah
yang suka mengingkari janji. Beliau selalu menepati janjinya. Ayah memberikanku
sejumlah uang untuk membeli HP tapi dengan syarat, aku harus meningkatkan
prestasiku. Ditemani mbak ku tercinta, aku membeli HP ini.
Dan sampai saat ini pun, aku bersyukur Allah masih memberikanku
kesempatan untuk sealu bersama HP ini. Selama 4 tahun terakhir, inilah HP yang
menemani hari-hariku. Mengabadikan moment-moment dalam event-event yang aku
ikuti, menyimpan file yang penting dan juga yang tidak penting. Dengan HP ini,
aku juga bisa berkomunikasi dengan keluaraga, teman, de el el. Dengan HP ini
juga aku masih tetap bisa berkomunikasi dengan orang lain meskipun sendirian
berada dalam suatu ruangan. Dengan HP
ini aku juga bisa bertangis-tangis ria pun bisa bertawa-tawa ria.(lebay.com-tapi.yo.emang.realita-)
Mungkin aku agak lebay tapi aku pernah beberapa kali mengalami tragade HP is
death waktu di kampus dan saat itu juga aku sangat butuh untuk menghubungi
teman-teman dan praktikan ku, membalas teman-teman yang sms, ingin menghubungi
dosen karena ada perlu, dsb.. Dan itu sungguh sangat-sangat-sangat menyebalkan.
***
Duh, bisakah kau membayangkan jika tidak ada HP di jaman yang
begitu modern dan menuntut ke –up-date-an-
seperti sekarang ini ? Jika kita ingin bertemu teman/dosen, jika kita ingin
izin tidak masuk sekolah/kuliah, jika kita dalam kondisi mendesak dan membutuhkan
bantuan teman, jika kita ingin bertanya sesuatu, dan berada pada jarak yang
jauh dengan teman kita, maka haruskah kita pergi menemui mereka ? Maka akan
sangat memakan waktu dan tenaga jika seperti itu.
Maka, selayaknya kita berterimakasih dengan orang yang berjasa
menemukan HP. Bersyukurlah karena dengan kecanggihan alat ini dapat mempermudah
pekerjaan kita sehari-hari. Semoga kita mampu menggunakan alat komunikasi ini
dengan sebaik-baiknya dan tidak menyalahgunakan fiture-fiture yang di dalamnya
untuk melakukan kegiatan-kegiatan negatif dan tidak penting.
###
Di akhir tulisan ini,
aku ingin berterima kasih pada ayah, yang begitu peduli dengan ku. Yang begitu
memperhatikan prestasiku. Yang hingga sekarang tak henti-hentinya memberikanku
motivasi, semangat berjuang dan tak kenal putus asa. Terima kasih atas didikan
yang hebat selama ini, yang aku tahu itu semua adalah tak lain untuk
kebaikanku. Untuk prestasiku. Untuk masa depanku. Andai kau tak mendidik ku dengan
keras seperti itu, tak mungkin aku bisa menjadi sekarang yah, tak mungkin aku
sekarang bisa mewujudkan mimpiku menjadi seorang mahasiswa. Terima kasihku tak
terkira dan tak mungkin aku dapat mengungkapkannya lewat kata-kata. Aku
mencintaimu,yah, sekarang, esok, dan selamanya...
Oh iya satu lagi,
semoga aku bisa terus bersama HP ini, karena sampai detik ini pun, aku tak
berkeinginan untuk membeli HP yang seperti orang miliki pada umumnya. Mungkin
HP ku memang tak secanggih HP model sekarang, namun begitu banyak kenangan
bersama HP ini selama empat tahun ini dan tak ingin aku mengganti HP ini begitu
saja. Bagaimana dengan mu ? apa kisah mu bersama HP mu ? ^.^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar